REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Intelijen Israel Yuval Steinitz dilaporkan terbang ke Prancis pada Ahad (22/3) kemarin. Ia diduga akan mencoba mempengaruhi Prancis yang akan ikut serta dalam putaran baru pembicaraan nuklir Iran.
Seperti dilansir Ahram Online, Steinitz mengemban misi dari Perdana Menteri Benyamin Netanyahu untuk melakukan kunjungan singkat ke Eropa. Menurut pernyataan juru bicaranya Eyal Basson, kunjungan Steinitz dalam upaya memengaruhi rincian perjanjian terkait masalah nuklir Iran.
Dilaporkan, Amerika Serikat dan Prancis sedang bersiap melanjutkan pembicaraan nuklir pada Rabu (25/3) atau Kamis (26/3) di Swiss. Namun Prancis sebelumnya telah menyatakan keraguannya akan tercapainya kesepakatan nuklir Iran.
Basson mengatakan, ia telah melakukan perjalanan untuk kunjungan "kilat" ke Paris. Tapi ia tak memberi tahu lebih lanjut dengan siapa ia akan bertemu di Paris.
Namun surat kabar Israel Haaretz mengatakan, Steinitz diperkirakan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius. Ia juga diduga akan bertemu anggota tim negosiasi Prancis dalam perundingan Iran. Dilaporkan, Steinitz didampingi Penasihat Keamanan Nasional Tossu Cohen dan pejabat intelijen serta kementerian luar negeri.
Netanyahu yang terpilih untuk masa jabatan ketiganya telah mengatakan, mengecam perjajian nuklir Iran. Menurutnya itu merupakan negosiasi yang buruk.
"Kesepakatan tak akan mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir," katanya.