REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Masjid di Cape Town, Afrika Selatan ini memang didirikan dengan sejarah kontroversial akhir 2014 silam. Masjid yang dikenal dengan nama Open Mosque itu dibuat khusus sebagai masjid ramah kaum Gay di Cape Town, kota kedua terbesar di Afrika Selatan setelah Johannesburg. Pendirinya, Taj Hargey, seorang profesor di Pusat Pendidikan Muslim Oxford di Inggris.
Kontroversi tak hanya sampai di situ. Akhir pekan kemarin, Sabtu (21/3), Open Mosque menyelenggarakan pernikahan bagi pasangan berbeda keyakinan. Adalah pasangan Saieda Osman (Muslim) dan Siegfried Milbert (Kristiani), yang akhirnya dinikahkan di Masjid tersebut setelah ditolak di beberapa tempat sebelumnya.
Taj Hargey mengaku banyak pertentangan dari penduduk setempat. Namun bukan meredam, justru Taj Hargey menantang para ulama-ulama sekitar untuk membuktikan bahwa Islam, melalui Alquran, mengharamkan pernikahan beda agama.
"Alasan mengapa kami membuat peristiwa bersejarah ini, karena dalam Islam, kita juga harus menuntut kesetaraan gender. Pria boleh menikahi perempuan beda keyakinan, tapi mengapa tidak demikian bagi perempuan muslim," ujarnya dilansir ewn.co.za, Senin (23/3).
Menurutnya, justru dengan menikahkan pasangan tersebut, ia yakin kehidupan Islam salah satu mempelai justru akan semakin baik.
"Anak-anak mereka diasuh dengan cara Islam, tapi juga memiliki rasa hormat kepada ayahnya yang berada di luar keyakinannya," kata dia menegaskan.
Hingga saat ini, pihak Muslim Judicial Council, dewan organisasi Islam di Afrika, belum memberikan komentar apapun atas peristiwa yang dibuat Masjid kontroversial tersebut.
Open Mosque di Cape Town sebelumnya juga memperbolehkan perempuan menjadi imam shalat, dan diperbolehkan shalat di ruang yang sama dengan laki-laki. Masjid ini disebut Taj sebagai upaya pencegahan terhadap radikalisasi agama.