REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Presiden AS Barack Obama pada Senin (23/3) berikrar akan melanjutkan proses perdamaian Israel-Palestina dengan landasan penyelesaian dua negara dan garis perbatasan sebelum Perang 1967.
Kepala Staf Gedung Putih Denis McDonough kembali menyampaikan keraguan mengenai komitmen Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada pilihan dua negara, meskipun ia mengeluarkan pernyataan untuk kembali meyakinkan semua pihak setelah ia terpilih kembali.
"Betapa pun sulitnya itu, Amerika Serikat takkan pernah berhenti berusaha bagi penyelesaian dua negara dan perdamaian yang langgeng yang sangat patut diperoleh rakyat Palestina dan Israel," kata McDonough di dalam pernyataannya kepada J Street, kelompok liberal nir-laba yang menyarankan upaya pimpinan AS untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.
"Kami tetap percaya cara terbaik untuk menjaga keamanan jangka panjang Israel ialah dengan mewujudkan perdamaian menyeluruh antara Israel dan Palestina --dua negara buat dua bangsa, yang hidup berdampingan dalam keamanan dan kedamaian," kata McDonough, sebagaimana diberitakan Xinhua, Selasa (24/3).
Di dalam upayanya untuk menarik pemberi suara dari kubu kanan-jauh dalam pemilihan anggota parlemen, yang berlangsung ketat, pekan lalu, Netanyahu mengesampingkan negara Palestina selama masa jabatannya dan berikrar akan membangun ribuan rumah lagi buat pemukim Yahudi di Yerusalem Timur.
Pernyataan tersebut, ditambah dengan desakan perdana menteri itu saat berpidato di Kongres AS pada awal Maret untuk menyampaikan penentangannya bagi kesepakatan mengenai program nuklir Iran, telah membuat marah Pemerintah Obama dan membuat hubungan bilateral AS-Israel "makin dingin".
Namun, setelah terpilih kembali pekan lalu, Netanyahu telah berusaha mengubah arus dengan mengumumkan kepatuhannya pada penyelesaian dua negara, sikap yang ia sampaikan pada 2009.
Namun McDonough tak tergugah. "Kami tak bisa berpura-pura bahwa komentar itu tak pernah dibuat, atau mereka tak mengajukan pertanyaan mengenai komitmen perdana menteri itu untuk mencapai perdamaian melalui perundingan langsung," katanya.
Pemerintah Obama telah berulangkali mengecam pernyataan Netanyahu dan menyampaikan kemungkinan perubahan dalam penanganan AS mengenai proses perdamaian Israel-Palestina.
McDonough juga menyampaikan kembali penentangan AS terhadap berlanjutnya pembangunan permukiman Israel di wilayah yang didudukinya dalam Perang 1967 dan keinginan Palestina bagi negara masa depan mereka.
"Seperti setiap pemerintah sejak Presiden Johnson, kami akan terus menentang kegiatan permukiman Israel sebab itu merusak prospek bagi perdamaian," katanya.
Berlanjutnya pembangunan permukiman Yahudi di bawah pemerintahan Netanyahu telah menjadi penyebab kemacetan dua babak pembicaraan perdamaian Israel-Palestina --yang diperantarai oleh Pemerintah Obama mengenai penyelesaian dua negara, pertama pada September 2010 lalu pada April 2014.