REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, ia menyesal telah memperingatkan warga Arab Israel dalam hari-hari terakhir kampanye pemilu, Senin (23/3). Pekan lalu ia memperingatkan mereka untuk berbondong-bondong memberikan suara pada partainya.
Ia mengatakan tak bermaksud menyinggung ras dan melukai pemilih Arab. ''Saya tahu hal yang saya katakan beberapa hari lalu melukai beberapa warga Israel,'' katanya, dikutip BBC, Selasa (24/3).
Menurutnya, tindakannya sebagai perdana menteri termasuk investasi masif pada sektor minoritas. ''Saya pikir sama aja, bahwa tidak ada elemen lain di luar negara Israel yang boleh mengintervensi proses demokrasi kita,'' katanya.
Namun, aliansi partai didominasi Arab menolak permintaan maaf Netanyahu. Pemimpin Joint Arab List, Ayman Odeh mengatakan mereka tidak menerima permintaan maaf itu.
''Itu hanya untuk sekelompok orang tua dan tidak untuk pimpinan terpilih Arab Israel. Saya ingin melihat tindakannya, bagaimana dia akan mewujudkan permintaan maaf ini? Apakah dia akan memajukan kesetaraan?'' kata Odeh.