REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sindikat cinta dunia maya atau siber yang menggunakan taktik merayu calon korbannya melalui media sosial bukan hanya menyasar kelompok usia muda, namun juga perempuan lanjut usia.
Dalam kasus terbaru, seperti dikutip Harian Metro di Kuala Lumpur, Selasa (24/3), seorang nenek usia 88 tahun mengalami kerugian hingga 60 ribu ringgit (Rp 210 juta). Sang nenek tertipu setelah lelaki yang dikenalnya melalui laman sosial Facebook menghilang setelah korban mengirimkan uang ke rekeningnya.
Menurut cucu korban Frankie (32 tahun), neneknya mengenal tersangka yang mengaku tinggal di Jerman itu pada awal 2013. Ia juga mengaku menyayangi neneknya melebihi keluarganya sendiri.
"Meskipun sudah berulangkali saya beritahu nenek, lelaki itu adalah sindikat cinta yang didalangi warga Afika, namun dia tetap nekad meneruskan hubungan," katanya.
Dalam kejadian terpisah, seorang nenek usia 65 tahun mengaku terbujuk rayuan dan kata-kata cinta lelaki Afrika yang dikenalnya melalui Facebook sejak akhir 2014. Hal itu membuatnya rela memberikan uang hingga 50 ribu ringgit (Rp 175 juta) sebelum lelaki tersebut menghilang.
"Cinta yang diucapkan setiap hari membuat saya jadi gila. Malah, lelaki asing itu berjanji menghadiahi saya uang tunai 556 ribu ringgit, barang-barang serta tas bermerk," katanya.
Seorang lagi nenek berusia 66 tahun rela menyerahkan uang tunai 276.566 ringgit (Rp 970 juta) kepada lelaki yang mengaku bergelar Datuk yang berjanji menjadikannya istri. Uang itu menurut si 'datuk' akan digunakan untuk bisnis minyak dan gas di Sarawak.
Korban juga mengenal tersangka melalui laman Facebook sejak enam bulan lalu.
Juru Bicara Unit Kejahatan Komersial Bukit Aman mengatakan faktor kesepian dan kurang perhatian menjadi penyebab perempuan, termasuk golongan usia lanjut mudah tertipu rayuan sindikat penipuan cinta siber yang didalangi warga Afrika.