Selasa 24 Mar 2015 15:35 WIB

Seorang Siswa Gagalkan Pemerkosaan karena Program Pendidikan

Rep: Melisa Riska Putri  / Red: Ilham
Ilustrasi pemerkosaan
Foto: www.jeruknipis.com
Ilustrasi pemerkosaan

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI-- Seorang anak sekolah menyelamatkan gadis kecil dari tindak pemerkosaan. Sebelumnya, ia menyaksikan seorang pria yang mencoba melepaskan pakaian dalam seorang gadis kecil yang diseret sepanjang tepi sungai Nairobi.

Anak itu memanggil pemuda lainnya untuk membantu dirinya menghadapi pelaku dan menyelamatkan anak kecil tersebut. Rupanya, aksi anak sekolah tersebut memang telah dilatih untuk mebela anak perempuan terhadap kekerasan seksual. 

"Ini akan berakibat fatal," kata Collins Omondi, yang mengajarkan anak itu. Sebab, bisa saja lelaki tersebut menyerang anak sekolah itu. "Ia akan melemparkan dirinya (anak sekolah itu) ke sungai," ujar dia.

Omondi mengajarkan sebuah program untuk memberantas kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di daerah kumuh Nairobi. Program tersebut disebut 'Your Moment of Truth' dan dijalankan oleh badan amal Ujamaa Afrika. Badan amal tersebut mendorong remaja laki-laki untuk berdiri melawan kekerasan terhadap perempuan.

Peneliti dari Universitas Stanford, Universitas Nairobi dan Universitas Internasional Amerika Serikat-Afrika mengatakan, pelatihan ini sangat efektif dalam meningkatkan sikap terhadap perempuan dan meningkatkan kemungkinan berhasilnya campur tangan anak lelaki untuk menghentikan tindak kekerasan seksual.

Pelatihan peningakatan campur tangan anak laki-laki saat menyaksikan penyerangan fisik atau seksual naik signifikan mencapai 185 persen, dari 26 menjadi 74 persen. Hal itu didasarkan dari penelitian mereka yang akan diterbitkan akhir tahun ini dalam Journal of Interpersonal Violence.

Campur tangan dalam pelecehan verbal, pemerkosaan oleh pacar dan teman-teman dari anak perempuan juga meningkat. Hal itu sejalan dengan adanya sekolah di mana 'Your Moment of Truth' diajarkan.

Pengajar yang mengenakan kaos hitam bertuliskan NO! di bagian depan itu menjelaskan, fokus utama pada kurikulum adalah maskulinitas positif untuk anak-anak dan pemberdayaan positif. Hal itu benar-benar membuat mereka tahu apa yang harus dilakukan dalam pencegahan pemerkosaan dan membela hak-hak perempuan.

"Jika mereka mengatakan sesungguhnya anak laki-laki adalah masalahnya, kami mengatakan anak laki-laki sesungguhnya bisa menjadi bagian dari solusi," tambahnya.

Setiap anak sekolah menengah di Nairobi yang mencapai sekitar 130 ribu siswa akan menjalani perogram enam minggu pada akhir 2017 yang dibiayai pemerintah Inggris. Bantuan tersebut difokuskan untuk mencari tahu apa yang bisa mencegah kekerasan terhadap perempuan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement