Selasa 24 Mar 2015 18:38 WIB

AS Berharap Israel Akhiri Okupasi Palestina

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Bendera Amerika Serikat
Foto: anbsoft.com
Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat berharap pemerintah Israel selanjutnya akan mengakhiri okupasi Palestina yang hampir mencapai 50 tahun, Senin (23/3).

Kepala staf Gedung Putih Denis McDonough mengatakan hal tersebut pada konferensi yang digelar kelompok Yahudi Amerika, J Street di Washington.

"Okupasi yang hampir 50 tahun ini harus diakhiri dan rakyat Palestina harus punya hak untuk hidup dan membentuk pemerintahan mereka sendiri, di negara berdaulat mereka," kata McDonough. J Street mendukung Israel dan Palestina hidup berdampingan.

Melalui pernyataan tersebut, McDonough menegaskan krisis dalam hubungan AS-Israel dalam isu negara Palestina belum hilang. Ia mengkritik penelantaran yang dilakukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas negara Palestina dan kesepakatan perdamaian.

Penasihat yang akrab dengan Presiden Barack Obama ini mengatakan pemisahan negara adalah garansi terbaik untuk keamanan jangka panjang Israel.

"Pada akhirnya, kita tahu akan seperti apa kesepakatan damai. Perbatasan Israel dan negara independen Palestina harus berdasar pada garis 1967 dengan kesepakatan," kata McDonough.

Palestina ingin membuat negara di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Tanah tersebut dijajah Israel dalam perang 1967. Hal tersebut dibahas dalam kesepakatan damai. Namun komentar PM Benjamin Netanyahu pada pemilu mematahkan kemungkinan kelanjutan negosiasi.

"Kita tak bisa berpura-pura menganggap komentar itu tidak ada," kata McDonough yang disambut antusias oleh peserta konferensi. Ia mengatakan hal tersebut tetap masalah untuk AS. Presiden AS, Barack Obama mengatakan komentar Netanyahu sangat mengganggu.

J Street mengkritik tajam mundurnya Netanyahu dari kesepakatan pembentukan negara Palestina. Kritik juga untuk komentar Netanyahu pada pra-pemilu yang menuduh Arab Israel ingin menggesernya.

Pada Senin, Netanyahu telah meminta maaf pada Arab Israel atas komentarnya yang terdengar rasis dan menarik perhatian Gedung Putih. Saat ini, Netanyahu sedang membentuk pemerintahan koalisi masa depannya.

McDonough mengatakan Netanyahu tidak pada pendiriannya. Ia mempertanyakan komitmen Netanyahu pada solusi dua negara ketika pembangunan permukiman Yahudi terus dilakukan. McDonough juga memperingatkan pemerintah Israel berikutnya untuk mempertimbangkan pencaplokan sepihak wilayah Tepi Barat.

"Itu akan tetap salah dan ilegal, Amerika keberatan," tambahnya, dikutip Haaretz.

Secara terpisah, juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf mengatakan kepada wartawan pemerintah tidak percaya pada Netanyahu.

"Ia mengatakan hal yang berlawanan, jadi kebijakan mana yang sebenarnya?," kata Harf kepada wartawan.

McDonough mengatakan Obama tidak akan pernah berhenti untuk mencapai solusi dua negara. Menurutnya, AS berharap bisa mencocokan kata-kata dengan tindakan dan kebijakan untuk komitmen pada solusi dua negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement