Selasa 24 Mar 2015 19:19 WIB

Pascapenyerangan, PM Tunisia Pecat Petinggi Keamanan

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Winda Destiana Putri
Museum Bardo, Tunisia
Foto: Wikipedia
Museum Bardo, Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Perdana Menteri Tunisia Habib Esid pecat enam petinggi keamanannya. Mereka gagal melindungi museum dari serangan orang bersenjata.

Juru Bicara Pemerintah Mufdi Mseddi mengatakan enam petinggi keamanan yang dipecat di antaranya Kepala Brigade Intelejen, Kepala Polisi Distrik Tunis, Komandan Polisi Lalu Lintas, Kepala Keamanan Museum Nasional Bardo, Komandan kepolisian di Distrik Sidi Bachir dan Kepala Keamanan Wisata.

"Perdana Menteri Habib Essid mengunjungi Museum Bardo Senin (23/3) kemarin dan mencatat kegagalan keamanan disana," ujar Mseddi dilansir dari Al Arabiya, Selasa (24/3).

Bersamaan dengan kunjungan PM Tunisia, Museum Bardo dibuka kembali. Pembukaan museum ini dilakukan untuk membuktikan pada dunia bahwa penyerangan tidak berpengaruh pada pariwisata Tunisia.

Pejabat museum mengatakan dalam waktu dekat mereka akan menggelar konser dan acara publik disana. Sebelumnya ada kekhawatiran serangan bisa meukul industr pariwisata yang penting di Tunisia.

Rabu (18/3) diketahui tiga orang bersenjata menyerang museum nasional Bardo di Tunis. Serangan ini menewaskan 21 orang dan paling mematikan selama 13 tahun terakhir.

Presiden Beji Caid Essebsi juga mengkritik kegagalan keamanan karena serangan di museum. Kementerian Dalam Negeri telah mengidentifikasi seorang pria yang diduga menjadi koordinator serangan.

Dia memposting dua foto diri di halaman facebooknya. Penyerang melepaskan tembakan ke arah wisatawan yang turun dari bus. Mereka juga menembak wisatawan yang berada di dalam museum. Keamanan setempat yang datang kemudian mampu menjatuhkan penyerang.

Dua diantaranya tewas dalam baku tembak. Sedangkan seorang lainnya berhasil ditangkap. Serangan ini diduga dilakukan oleh militan ISIS. Mereka telah mengklaim mengaku menyerang museum sejarah Romawi dan Tunisia tersebut. Lebih dari 3.000 warga Tunisia menjadi anggota ISIS. Beberapa ratus dari mereka pun telah kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement