REPUBLIKA.CO.ID, Aksi perampokan, begal, bajak laut, dan tindakan kriminal serupa, ternyata bukanlah fenomena baru dalam sejarah kehidupan manusia. Aksi kejahatan semacam itu bahkan sudah ada sejak beribu-ribu tahun yang lampau.
Riwayat tentang bajak laut di Cilicia atau Mediterania kuno (wilayah pantai selatan Anatolia—Red) bisa disebut sebagai salah satu yang paling populer dalam literatur klasik. Pada zaman dahulu, masyarakat yang menghuni kawasan itu memang dikenal sebagai bangsa bajak laut yang menguasai Laut Mediterania.
Pakar geografi asal AS, Ellen Churchill Semple menuturkan, kondisi pantai selatan Anatolia yang tidak cocok untuk pertanian memaksa penduduk Cilicia mengangguntungkan hidupnya dengan melaut. Penangkapan ikan di Laut Mediterania menjadi mata pencaharian utama masayarakat tersebut pada abad ke-16 sebelum Masehi (SM).
“Akan tetapi, menangkap ikan di laut saja ternyata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar nelayan Cilicia. Kondisi ini pada akhirnya mendorong mereka beralih profesi menjadi perompak atau bajak laut,” ungkap Semple dalam karyanya, Pirate Coasts of the Mediterranean Sea.
Sejak itulah, aksi perompakan mulai dikenal dalam sejarah peradaban Mediterania kuno. Para bajak laut merampok kapal-kapal dagang yang berlayar di perairan barat dan selatan Anatolia. Fakta tersebut diperkuat oleh sejumlah dokumen lama yang mengungkap adanya pembajakan yang dilakukan oleh kelompok perompak di Laut Aegea dan Laut Mediterania sekitar abad ke-14 SM.