REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Dunia (WAZA) dinilai telah mengabaikan kejahatan terhadap hewan di beberapa kebun binatang di seluruh dunia. Kebun binatang yang berasosiasi dengan WAZA di beberapa negara, terekam telah memperlakukan sejumlah hewan dengan kejam, seperti dilansir The Guardian.
Mereka membiarkan hewan-hewan di kebun binatang melakukan trik-trik berbahaya sebagai tontonan pengunjung dan memberikan tempat tinggal yang tidak memadai. Padahal dalam kode etik WAZA disebutkan, WAZA memberikan kesejahteraan berstandar tinggi bagi hewan.
November tahun lalu, seorang penjaga hewan di kebun binatang Mysore, India terekam sedang memukul seekor gajah. Lalu, di kebun binatang Taman Safari di Indonesia juga terekam lumba-lumba dipaksa melompat melalui lingkaran api di depan puluhan pengunjung.
Kejadian-kejadian mengerikan lainnya yang dialami hewan juga terjadi di kebun binatang Negara Malaysia, kebun binatang Dehiwala Sri Lanka, kebun binatang Dusit Bangkok, kebun binatang Almaty Kazakhstan dan Akuarium nasional Taiwan.
Pada 2009, sebuah acara TV Korea Selatan bahkan menampilkan seekor beruang kecil yang ketakutan saat ditempatkan di dalam kandang harimau di Everland Park. Semua kebun binatang tersebut adalah anggota dari WAZA. WAZA memiliki total 300 anggota yang terdiri dari banyak kebun binatang di dunia.
WAZA bertindak sebagai pusat asosiasi kebun binatang dunia yang berbasis di Swiss. Organisasi tersebut saat ini sedang dituntut oleh kelompok konservasi Australia atas dugaan keterlibatannya dalam perburuan lumba-lumba di Taiji, Jepang.
Meski demikian, WAZA telah memberikan konfirmasi tidak ada kebun binatang yang melakukan hal-hal buruk seperti yang ditampilkan di dalam video.