Rabu 25 Mar 2015 20:50 WIB

Kang Asep, Kisah TKI Sukses di Arab Saudi

Kang Asep,  asal Garut, Jawa Barat yang sukses menjadi pengemudi di Arab Saudi.
Foto: dok.kbri riyadh
Kang Asep, asal Garut, Jawa Barat yang sukses menjadi pengemudi di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, QATIF -- Kisah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) meraup Riyal di Arab Saudi, tak selamanya didera pilu, kesedihan dan penyiksaan.

Contohnya, Kang Asep Setiawan, pengemudi asli Garut yang mengabdi pada majikan yang bernama Ali Hasan Al Ibrahim selama kurang lebih lima tahun di Qatif, Provinsi Timur Arab Saudi.

Dengan senyum renyah Kang Asep datang ke KBRI Riydah mengajukan pembuatan Perjanjian Kontrak (PK) untuk keperluan cuti ke Indonesia.

Saat ditemui Pejabat KBRI Riyadh, Sekretaris Ketiga Chairil Anhar Siregar, ia buka mulut menceritakan pengalaman bekerja pada majikannya.

Selama dua tahun bekerja, kata Chairil, awalnya Kang Asep digaji sebesar SR 1.200 per bulan, lalu dinaikkan secara bertahap menjadi sebesar SR 2.000 dan hingga saat ini menerima gaji sebesar SR. 2.300 per bulan.

Bahkan Kang Asep sempat berujar “Kalau saya mintapun, majikan mau menggaji SR. 2.500 per bulan sekembali dari cuti nantinya,” kata Chairil Anhar menirukan ucapan Kang Asep.

Selain itu, Kang Asep juga sudah dua kali berturut-turut menerima SR 10.000 per tahun sebagai bonus dari majikannya atas kesediaan Kang Asep menunda kepulangannya ke Indonesia.

 

Bayangkan! bila dikonversi ke Rupiah, dua kali bonus yang diterima Kang Asep mencapai sekitar Rp 68.000.000.

Jumlah yang sangat cukup untuk menambah nafkah anak istrinya di Indonesia. Selama ini, seluruh gaji dan bonus yang diterima Kang Asep dikirimkan ke Indonesia melalui jasa pengiriman uang.

Di samping itu, majikan Kang Asep juga tidak pernah memberinya pekerjaan berat, hanya mengantar anak dan istri majikan ke sekolah di pagi hari dan menjemput mereka siang hari. Majikan laki-lakipun tidak pernah minta diantar ke kantor.

“Majikan laki-laki mah nyetir sendiri,” ujar Kang Asep seperti ditirukan Chairul melalui surat elektronik kepada Republika, Rabu (25/3).

Bahkan di hari libur sekalipun, untuk berwisata ke suatu tempat, majikan Kang Asep, menyetir sendiri kendaraannya bersama anak dan istrinya dan tidak pernah meminta Kang Asep untuk mengantar mereka.

"Semoga nafkah lahiriah yang dihasilkan Kang Asep dapat memenuhi kebutuhan anak istri. Ingat, jangan cepat-cepat dihabiskan, karena kelak suatu saat nanti Kang Asep pasti akan berhenti jadi TKI dan memulai hidup baru di Indonesia,” pesan Chairil sebelum berpisah dengan Kang Asep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement