REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama pesimistis perdamaian Palestina dan Israel bisa terwujud dalam waktu dekat. Pasalnya, solusi dua negara menemui jalan buntu setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah menolak eksistensi negara berdasarkan Palestina.
Dilansir BBC News, Selasa (24/3), pernyataan Netanyahu juga membuat hubungannya dengan sekutu dekat AS kian merenggang. Meskipun Netanyahu sendiri sudah menyatakan permintaan maaf. Bahkan kini Presiden Obama menegaskan, hubungan AS dengan Israel lebih proporsional.
"Dia (Netanyahu) mewakili kepentingan negaranya sebagaimana yang menurutnya penting. Dan saya juga begitu (untuk negara AS)," kata Presiden Obama.
Sebelumnya, Presiden Obama sangat keberatan dengan pernyataan Netanyahu sewaktu jelang pemilihan umum. Netanyahu mendiskreditkan warga Arab yang tinggal di wilayah pendudukan Israel. Kemudian, Netanyahu juga menegaskan menolak mengakui negara Palestina.