REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berbicara di hadapan publik Amerika Serikat (AS) dalam sebuah acara di Institut Perdamaian Amerika Serikat, Washington, Rabu (25/3).
Dalam pidatonya, Ghani mendesak negara-negara Islam bersatu memberantas aksi militan ekstremis atas nama agama. Dia mengatakan sikap diam tidak akan diterima dalam menghadapi kelompok radikal.
Ghani mengatakan ISIS telah menjadi ancaman yang sangat serius bagi kawasan Timur Tengah. Untuk melawannya diperlukan upaya yang diinisiasi dari dunia Islam sendiri.
"Kita berupaya melawan teror kebencian dengan cara kebenaran," ujarPresiden Ashraf seperti dikutip New York Post, Rabu (25/3).
Selain itu, dia juga menegaskan komitmen negaranya untuk bekerja sama dengan koalisi AS dalam memberantas ekstremisme. Dia menyebutkan, baik AS maupun Afghanistan mesti menyelesaikan pekerjaan beratnya yang sudah dimulai sejak Serangan 9/11.
"Afghanistan akan menjadi kuburan bagi sisa-sisa Alqaidah dan semua teroris dari luar negeri kami," ujar dia. Pemimpin Afghanistan ini juga menambahkan negerinya tidak akan lagi menjadi basis gerakan ekstremis atas nama agama.