REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi tak lagi berada di kediamannya di Kota Aden, Yaman Selatan. AS mengatakan berhubungan dengan Hadi pada Rabu pagi.
"Kami telah mengadakan kontak pada pagi ini (Rabu). Saya tak berhak mengonfirmasi perincian tambahan apapun mengenai keberadaannya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki kepada wartawan, Rabu (25/3).
Psaki mengatakan Hadi pergi secara sukarela. Satu sumber di kantor presiden Yaman mengatakan Hadi masih berada di Aden pada Rabu untuk mengomandoi pasukannya memerangi petempur kelompok Syiah Houthi.
Kelompok Houthi dengan dukungan pasukan keamanan bergerak maju di Yaman Selatan dan menguasai satu pangkalan udara strategis di Lahj pada Rabu. Mereka bergerak maju ke dalam wilayah Lahj Tengah, tempat Hadi menetap.
Seorang anggota senior Houthi mengatakan kelompok tersebut di Lahj telah menangkap Menteri Pertahanan Mayor Jenderal Mahmoud As-Subaihi. As-Subaihi telah menjadi komandan sebagian besar militer pro-Hadi untuk memerangi petempur Houthi.
Gedung Putih dengan keras mengutuk serangan militer baru-baru ini yang dilancarkan di Yaman dan ditujukan kepada Hadi.
"Tindakan anggota Houthi dan mantan presiden (Ali Abdullah) Saleh telah mengakibatkan kekacauan dan ketidakstabilan besar sehingga mengancam kesejahteraan seluruh warga Yaman," kata Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest kepada wartawan, Rabu.
AS menyeru pasukan Houthi agar berhenti menyulut ketidakstabilan dan kekerasan, dan bekerja sama dalam proses pimpinan PBB menyelesaikan perbedaan.