REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Banyak umat Muslim Inggris mengeluh dan menyesalkan kebijakan luar negeri pemerintah Inggris. Menurut mereka, kebijakan itu tampak terlalu diskriminatif dan memarjinalisasi umat Islam.
Menurut mereka, kebijakan ini yang menjadi faktor utama pemuda Muslim untuk melarikan diri dan bergabung ISIS.
"Banyak anak muda meninggalkan negara itu mengkritik pemerintah, yang tidak memiliki kebijakan luar negeri yang aktif," ungkap editor The Muslim News, Ahmed Versi,seperti dikutip laman onislam.net, Kamis (26/3).
Versi memperingatkan, diskriminasi dan marjinalisasi merupakah hal dihadapi oleh umat Islam di Inggris. Menurutnya, perlakuan tersebut jelas tampak pada kebijakan luar negeri negara yang dianggap sebagai alasan utama warga Inggris ingin bergabung dengan ISIS.
Faktor lainnya, dia berpendapat, perang yang berlangsung di Suriah selama empat tahun terakhir ini.
Versi mengatakan, gambar dan foto pembunuhan oleh pemerintah Suriah juga bisa menjadi hal yang berpengaruh. Maksudnya, hal-hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan masyarakat untuk pergi ke negara itu dan bergabung dengan ISIS.
Versi menerangkan, banyak pemuda percaya pemerintah Inggris sengaja diam ihwal pembunuhan Muslim di sejumlah wilayah Timur Tengah. Umat Musllim juga menganggap pemerintah tidak pernah menunjukkan sikap kepeduliannya.
Penggambaran teroris oleh sejumlah media juga telah menyebabkan masyarakat Muslim Inggris meninggalkan negaranya. Mereka juga berhenti mempercayai laporan media yang berkaitan dengan ISIS.
"Banyak anak muda telah kehilangan kepercayaan pada media. Bahkan pemerintah menantang loyalitas Muslim, menanyakan apakah mereka pantas di Inggris, dan tidak menjadi bagian dari masyarakat Inggris," tambah Versi.