Jumat 27 Mar 2015 03:03 WIB

Iran Bangun Negosiasi Nuklir dengan Barat

Rep: C23/ Red: Ilham
Putaran perundingan terkait program nuklir Iran
Foto: VOA
Putaran perundingan terkait program nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, IRAN -- Presiden Iran, Hassan Rouhani berbicara dengan para pemimpin Prancis, Inggris, Cina, dan Rusia untuk mengupayakan tindakan nyata dalam memecah kebuntuan kesepakatan nuklir antara Teheran dengan kekuatan utama dunia. Dia juga membahas operasi militer yang dipimpin Arab Saudi yang menyerang pemberontak Houthi.

Amerika Serikat mendorong kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara besar sebelum 31 Maret 2015. Negara-negara Barat khawatir Iran ingin membuat bom nuklir, meskipun Teheran mengatakan penelitian atom dilakukan dengan tujuan untuk perdamaian.

Para penguasa negara barat berharap bisa membujuk Iran untuk menurunkan skala aktivitas nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi.

Rouhani juga mengatakan, telah berbicara dengan mitranya dari China dan menjelaskan posisi Teheran pada para pemimpin dari enam negara yang sedang bernegosiasi, yakni Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat.

Seperti dilaporkan Aljazeera, Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan Iran memiliki hak untuk tenaga nuklir sipil. “Tetapi Iran bersikeras pada program nuklir yang tahan, kuat, dan dapat diverifikasi, sekaligus menjamin tidak akan membuat senjata atom,” kata Francois, Kamis (26/3).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement