Sabtu 28 Mar 2015 22:47 WIB

Hormati Lee Kuan Yew, Singapura Batalkan Earth Hour

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Esthi Maharani
Earth Hour (ilustrasi)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Earth Hour (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Rencananya seluruh dunia serentak akan menggelar Earth Hour selama 60 menit. Namun Singapura tidak batal merayakannya karena masih berdua atas meninggalnya mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew.

Earth Hour dimulai pukul 20.30 hingga 21.30. Lampu Skyline yang menjadi salah satu ikon Hongkong telah diredupkan. Begitu juga dengan Opera House di Sydney, Australia. Seluruh landmark Asia mengalami pemadaman lampu sebagai bentuk kampanye kesadaran perubahan iklim global.

Kelompok konservasi WWF juga mengharapkan negara-negara Eropa melakukan hal yang sama. Mereka berharap Menara Eiffel di Paris dan Seattle Space Needle juga menjadi gelap untuk sementara.

Di Taiwan lampu Menara Taipei 101 pun telah padam. Sedangkan di Dubai Burj Khalifa dan Tower Kembar Petronas di Malaysia dengan lampu birunya tak terlihat menyala.

Inisiatif Earth Hour dimulai di Sydney tahun 2007.

"Lebih dari 170 negara telah bersedia ikut serta dan lebih dari 1.200 landmark dan hampir 40 situs warisan dunai UNESCO juga akan dilakukan pemadaman listrik," ujar Kepala Earth Hour Sudhanshu Sarronwala dilansir dari OutlookIndia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement