REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Jurnalis muslim yang bermukim di Australia, Sulaiman Abdur-Rahman mengungkap mengapa banyak pemuda muslim Australia ikut bergabung bersama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurutnya, sentimen anti-Islam yang besar di Australia, membuat banyak warga muslim lari ke dalam pelukan terorisme.
"Jika pemerintah memberika kenyamanan dan kesejahteraan, akan kecil kemungkinan mereka (warga muslim) menjadi radikal," ujarnya dilansir Daily Telegraph, Ahad (29/3).
Abdur-Rahman, sebelum migrasi ke Australia, yang dulu bekerja untuk surat kabar Philadelphia Inquirer, telah menulis sebuah buku berjudul Under Siege: Black Muslim Down Under.
"(buku tentang) Pedasnya isolasi budaya dan kepicikan memandang Islam di Australia," kata dia.
Menurutnya, dibandingkan Amerika, kehidupan warga muslim lebih terjamin di sana ketimbang di Australia. Bahkan, bisa saja, ia bergabung bersama ISIS jika diskriminasi tersebut tidak segera dihentikan.
"Ya, saya bisa saja salah satu dari orang-orang," kata Abdur Rahman. Hingga saat ini, sudah ada 57 ekstrimis Australia yang diketahui bergabung dengan kelompok teroris di Suriah dan Irak.
"Australia selalu berbicara tentang memberikan kesempatan yang sama dan adil, tetapi mereka tidak benar-benar memberikan itu," tulisnya dalam buku tersebut.