REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Menteri Energi Yunani Panagiotis Lafazanis bertemu Rusia dan CEO raksasa energi Gazprom di Moskow pada Senin (30/3). Lafazanis mengecam Uni Eropa dan Jerman membuat kebijakan merugikan ekonomi Yunani.
Departemen Energi Vokal Lafazanis mengatakan, di sayap kiri partai yang berkuasa Syriza Yunani, akan bertemu dengan Menteri Energi Rusia Alexander Novak dan Pimpin Eksekutif Gazprom Alexei Miller serta pejabat pemerintah senior lainnya.
Tapi seperti pertempuran Athena untuk memiliki daftar reformasi yang diterima oleh mitra Uni Eropa dengan tujuan untuk mengamankan dana yang sangat dibutuhkan untuk mencegah kebangkrutan, Lafazanis mengkritik Berlin dan mengatakan pemerintah tidak harus memutar kembali komitmennya.
"Tidak ada daftar harus pergi kehendak dan kedaulatan rakyat," katanya kepada surat kabar Kefalaio dalam sebuah wawancara pada Sabtu (28/3).
Yunani akan kehabisan uang pada April 20, sebuah sumber yang dekat dengan masalah ini mengatakan kepada Reuters, Senin (30/3) kecuali berhasil membuka bantuan dengan menyepakati daftar reformasi dengan mitra Uni Eropa-IMF dengan Lafazanis menentang beberapa privatisasi energi.
Pemerintah tengah-kanan sebelumnya telah merencanakan untuk mempercepat penjualan saham 65 persen di utilitas gas depa, setelah upaya awal untuk menjual ke Gazprom pada tahun 2013 gagal. Dalam beberapa hari Syriza mengambil kekuasaan pada Januari, Lafazanis mengatakan ia akan membatalkan penjualan.