Selasa 31 Mar 2015 22:18 WIB

Jaksa Agung NT Dikritik Habiskan Rp 450 Juta Studi Banding ke AS

Red:
 Jaksa Agung Northern Territory John Elferink.
Foto: abc news
Jaksa Agung Northern Territory John Elferink.

REPUBLIKA.CO.ID, NORTHERN TERRITORY -- Jaksa Agung negara bagian Northern Territory (NT) Australia John Elferink membela diri mengenai pengeluaran dana $ 45 ribu (sekitar Rp 450 juta) dalam kunjungan studi bandingnya ke Amerika Serikat baru-baru ini.

Elferink muncul di Radio Lokal 105.7 ABC Darwin guna menjawab pertanyaan seputar masalah tersebut setelah beritanya muncul di harian NT News, Selasa (31/3).

Elferink mengukuhkan bahwa angka pengeluaran itu benar adanya, namun menurutnya perjalanan itu 'berharga' sebagai bagian dari tugasnya.

'Saya mengerti bahwa perjalanan para politisi selalu akan mendapat perhatian," katanya.

"Tampaknya setiap kali saya harus memberikan penjelasan itu kepada anda dan kepada wartawan lain."

"Saya mengerti mengenai keberatan yang ada, itu normal. Namun yang saya katakan adalah bahwa begitu banyak kebijakan yang saya bawa ke Parlemen adalah karena saya berkunjung ke tempat lain," kata Elferink.

Elferink mengatakan hanya satu bagian dari perjalanan itu dimana dia naik kelas ekonomi, namun dia berusaha semaksimal mungkin menggunakan 'dana' yang ada.

Dia mengatakan bahwa hampir semua dari $ 45 ribu pengeluaran tersebut adalah untuk biaya perjalanan, hotel, dan menyewa kendaraan, namun dia juga membayar pribadi beberapa biaya hotel dan sewa mobil.

Elferink mengatakan juga bahwa akan ada dana lebih banyak lagi yang dihabiskan untuk membiayai perjalanan pegawai negeri ke luar negeri menyusul perjalanannya ke Amerika Serikat.

Elferink memberikan contoh mengenai sebuah program yang dilihatnya di Hawaii dimana dia menginginkan agar Badan Kehakiman Aborijin Australia Utara untuk mencontohnya, sehingga dia menginginkan agar Kepala Magistrat NT untuk mengunjungi Hawaii.

Dia juga mengatakan terkesan dengan model perlindungan anak-anak yang dilakukan di Phoenix Arizona, dan juga karenanya nanti akan mengirim pegawai negeri ke sana untuk mempelajarinya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement