Selasa 31 Mar 2015 15:27 WIB

Emir Kuwait Buka Konferensi Bantuan Internasional untuk Suriah

Emir Kuwait Syekh Sabah Al-Ahmad Al-Sabah
Foto: NET
Emir Kuwait Syekh Sabah Al-Ahmad Al-Sabah

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Emir Kuwait Sheih Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah di Istana Bayan Kuwait City, Selasa (31/3), membuka secara resmi konferensi ketiga bantuan kemanusiaan internasional untuk Suriah yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.

Dalam pidatonya Emir Kuwait Al-Sabah menegaskan pentingnya meningkatkan bantuan kemanusiaan yang bisa disalurkan melalui multilateral dan bilateral kepada rakyat dan anak-anak Suriah yang menjadi korban dari perang saudara di Suriah.

Atas pertimbangan kemanusian dan keinginan untuk saling membantu sesama, Al-Sabah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua delegasi dari beberapa negara yang hadir dalam konferensi tersebut.

Konferensi tahun ini direncanakan mengumpulkan dana 8,4 miliar dolar AS dengan perincian 5,5 miliar dolar AS untuk membantu pengungsi Suriah yang ditampung di beberapa negara tetangga dan 2,9 miliar dolar untuk rakyat Suriah yang harus meninggalkan rumah mereka karena ingin menyelamatkan diri di negara mereka sendiri.

Jumlah negara yang ikut dalam konferensi bantuan kemanusian ketiga ini meningkat tahun ini dan sekarang sudah mencapai 79 negara dan 40 organisasi internasional yang bergerak di bidang bantuan kemanusiaan.

Sebelumnya dalam jumpa pers, Menteri Luar Negeri Kuwait Sabah Al-Khalid Al-Sabah mengatakan konferensi ini diharapkan dapat meraih janji bantuan dari negara donor lebih besar lagi dari tahun lalu. Kondisi rakyat Suriah yang semakin memburuk akibat perang saudara yang sudah terjadi selama lima tahun.

Diakuinya saat ini badan-badan kemanusian PBB kesulitan mendapatkan dana membantu rakyat Suriah yang paling terkena dampak akibat krisis di dalam negerinya.

Kuwait berinisiatif menggelar konferensi internasional ini sebagai bagian dari upaya membantu rakyat Suriah agar bisa keluar dari krisis.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement