REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan Valerie Amos menyampaikan harapannya agar bisa meraih bantuan yang lebih besar demi membantu rakyat Suriah yang sangat menderita sekarang ini.
Sewaktu konflik di Suriah memasuki tahun kelima, anggota Badan Keamanan PBB juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi rakyat Suriah yang terus menderita dan memburuk akibat perang saudara yang tak pernah berakhir di negara tersebut.
Anggota Badan Keamanan PBB dilaporkan juga menyesali kondisi 3,9 juta pengungsi Suriah di beberapa negara tetangga yang sangat membutuhkan bantuan kemanusian. Mereka juga menyoroti kurangnya dana UNHCR dalam menjalankan tugas kemanusiaan dengan mengurangi jatah makanan sebesar 30 persen bagi pengungsi Suriah.
PBB juga dilaporkan tidak mampu meningkatkan bantuan terhadap pengungsi Suriah sehingga sekitar 227 ribu pengungsi harus kehilangan pelayanan kesehatan yang merupakan bagian vital dalam kehidupan.
Kalau bantuan kemanusiaan tidak diperoleh sampai Mei 2015, sekitar satu juta anak pengungsi Suriah tidak dapat bersekolah dan tidak akan bisa juga memperoleh akses pendidikan alternatif.
Solusi yang harus diambil oleh semua pihak terhadap konflik selain bantuan kemanusiaan juga menghentikan serangan terhadap masyarakat sipil dan memfasilitas akses kemanusian.
Emir Kuwait Sheih Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah di Istana Bayan Kuwait City, Selasa (31/3), membuka secara resmi konferensi ketiga bantuan kemanusiaan internasional untuk Suriah yang dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Konferensi tersebut merupakan kontribusi yang cukup substansial bagi pihak pengungsi yang membutuhkan bantuan yang jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun.