REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat (AS) berjanji untuk mengurangi emisi karbon sebesar 26 persen hingga 28 persen pada tahun 2025, untuk menghambat pemanasan global dan perubahan iklim.
Dilansir dari BBC, hal itu resmi ditawarkan AS pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai langkah menuju kesepakatan global di Paris pada Desember 2014 lalu, yakni soal penjagaan iklim global.
Pencapaian target 28% tersebut membutuhkan pengurangan emisi yang lebih lanjut, sekitar 9 % hingga 11%. Jumlah itu melebihi target yang akan dicapai AS pada 2020.
Pada pertemuan Desember 2009 di Kopenhagen, PBB gagal dalam tujuannya untuk melindungi iklim. Hal itu kemungkinan bisa terulang karena ada beberapa negara, seperti Kanada, yang belum mengirimkan datanya pada batas waktu yang ditentukan PBB.
Kepala Negosiator Iklim AS, Todd Stern mengatakan kontribusi AS akan 'cukup ambisisus'. Namun, menurutnya pertemuan seperti di Paris tidak akan memecahkan masalah iklim. "Ini perlu upaya berkelanjutan selama puluhan tahun," jelasnya.
Selain itu, Uni Eropa juga berjanji akan mengurangi emisi karbonnya seperti AS. Mereka menawarkan pengurangan emisi sekitar 40%. Swis menjadi salah satu negara Eropa yang juga berjanji mengurangi emisi.
Sedangkan China, diperkirakan akan menawarkan emisi puncak paling lambat pada 2030. Hal ini karena China mendapatkan 20% energi nuklri dan energi-energi yang terbarukan.