REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Alumni berbagai perguruan tinggi di Suriah mendorong Pemerintah Republik Indonesia untuk berperan aktif dalam melakukan perdamaian di negeri yang sedang dikoyak perang saudara itu.
Selama dua hari, 28-29 Maret lalu, sebanyak 105 alumni di berbagai perguruan tinggi di Suriah menggelar pertemuan dan silaturahim nasional keempat di Bogor, Jawa Barat.
Ahmad Fathir Hambali, Ketua Panitia Silaturahim Nasional Perhimpunan Alumni-Pelajar Indonesia di Suriah (Al-Syami) saat membacakan hasil pertemuan itu menyatakan, alumni Suriah mengecam setiap tindakan yang dilakukan pihak-pihak yang berkonflik yang mencederai nilai-nilai agama dan kemanusiaan.
''Perhimpunan Alumni-Pelajar Indonesia di Suriah, tidak pernah bergabung, mendukung atau berafiliasi dengan kelompok-kelompok teroris dan separatis apa pun di Suriah,'' kata Ahmad Fathir Hambali, Senin (30/3).
Menurut dia, alumni dan pelajar Indonesia di Suriah mendukung sepenuhnya sikap Pemerintah Indonesia yang memilih bersikap netral dalam menyikapi konflik di Suriah dan selalu mengedepankan human security.
Rekomendasi pertemuan tersebut menyerukan Pemerintah Indonesia untuk turut serta membantu penanganan korban konflik dalam bentuk misi kemanusiaan.
''Kami mendorong Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Luar Negeri Indonesia, untuk berperan aktif dalam proses perdamaian di Suriah,'' kata Ahmad Fathir Hambali di Bogor, akhir pekan lalu.
''Kami juga mendukung organisasi dan lembaga kemanusian dan perdamaian, baik lokal maupun internasional, sebagai second track diplomacy, untuk terus mengusahakan masuknya bantuan kemanusian yang strategis, agar tidak terjadi konflik yang terus berkepanjangan.''
Pada akhir rekomendasinya, alumni Suriah meminta media agar tidak mengaitkan peristiwa dan aktor pertikaian dan teror di Suriah dan Timur Tengah secara umum dengan agama Islam.