REPUBLIKA.CO.ID, HODAIDA -- Serangan udara yang dilakukan Arab Saudi menyasar sebuah pabrik susu di pelabuhan Laut Merah Hodaida, Yaman pada Selasa (31/3) malam dan menewaskan 25 orang. Sumber medis mengatakan, terus berjatuhannya korban membuat serangan Arab atas militan Houthi ini memakan korban sipil terbanyak.
Seorang warga di dekat parbrik susu Hodaida, wilayah tersebut dekat dengan kamp pasukan tentara yang setia pada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. Sumber medis mengatakan 23 korban tersebut adalah karyawan pabrik. Serangan juga menghancurkan sebuah stasiun bahan bakar.
Arab Saudi dan sekutunya terus melancarkan operasi melawan Houthi dan loyalis Saleh untuk mengambil alih kendali negara, termasuk demi mengembalikan dukungan pada Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi. Serangan udara telah dilakukan selama tujuh hari.
Meski demikian, koalisi belum berhasil mengamankan sisa wilayah terakhir pada kendali Hadi di pelabuhan selatan Aden. Seorang kontributor Reuters mengatakan suara tembakan dan ledakan besar beberapa kali terdengar di Aden sepanjang malam.
Dalam sebuah video yang belum dikonfirmasi keasliannya, sebuah pertempuran terjadi di sebuah pangkalan militer di timur laut kota. Sebuah serangan juga dilaporkan di stasiun pertahanan pesisir di pelabuhan Maidi di provinsi Hajja, bagian utara Hodaida dan menewaskan enam tentara.
Serangan lebih lanjut menyasar kamp militer di Sanaa dan pusat pemerintahan di Saadeh di utara Yaman. Di New York, UNICEF mengatakan pada Selasa bahwa serangan dalam tujuh hari ini sedikitnya menewaskan 62 anak dan melukai 30 lainnya.
PBB mengatakan, serangan pada kamp pengungsi di utara Yaman melanggar hukum internasional. Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Zeid Ra'ad Al Hussein memperingatkan bahwa Yaman sedang berada di ambang kehancuran total.