Kamis 02 Apr 2015 01:14 WIB

Pascapembebasan, Jaksa Ini Malah Tewas

Rep: C07/ Red: Winda Destiana Putri
Recep Tayyip Erdogan
Foto: AP
Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Seorang jaksa Turki yang disandera oleh kelompok militan beraliran politik kiri akhirnya tewas di rumah sakit Istanbul setelah menderita luka serius.

Mehmet Selim Kiraz nama jaksa tersebut tewas setelah harus menahan luka akibat tertembak beberapa kali dalam operasi pembebasan penyanderaan yang dilakukan pasukan khusus Turki untuk mengakhiri penyanderaannya.

Kiraz disandera oleh dua orang pria bersenjata dari satu kelompok revolusioner yang beraliran politik Marxisme, Barisan Pembebasan Rakyat Revolusioner atau DHKP-C. Alasan mereka menyandera Kiraz karena dirinya memimpin penyelidikan tewasnya seorang anak laki-laki yang bernama Berkin Elvan dalam aksi unjuk rasa pada tahun 2013.

Elvan tewas karena kepalanya terkena lemparan tabung gas air mata. Dua penyandera tersebut meminta Kiraz memberi tahu identitas polisi yang menurut mereka menewaskan Elvan. Mereka juga sempat mengancam Kiraz di internet dan mengatakan Kiraz akan dibunuh jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Kepala kepolisian Istanbul, Selami Altunok, mengatakan dua penyandera tewas dalam operasi yang ditempuh setelah perundingan selama enam jam lebih.

"Pihak kepolisian sudah berunding dengan pihak penyandera. Namun, kami akhirnya memutuskan untuk menyerbu karena terdengar suara tembakan dari dalam gedung," jelas Altunok dikutip dari BBC News, Rabu (1/4).

Sebelumnya pada (12/3) puluhan ribu pelayat berkumpul untuk menghadiri pemakaman Elvan yang menjadi simbol bagi demonstran anti-pemerintah. Massa dalam jumlah besar di Istanbul meneriakkan nama Elvan, sebagian di antaranya menuduh Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, sebagai pembunuhnya.

Ibu Elvan juga menuduh Erdogan yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Elvan. Sejumlah laporan menyebutkan kondisi Elvan yang koma selama 269 hari menarik perhatian warga Turki dan ia menjadi simbol taktik tangan besi polisi untuk menangani demonstrasi besar menentang PM Erdogan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement