REPUBLIKA.CO.ID, LAUSANNE -- Para perunding berencana memperpanjang pembicaraan maraton nuklir Iran sampai Kamis untuk lebih jauh menjembatani jurang pemisah, sementara tak ada terobosan yang diumumkan pada hari pertama April.
Setelah lolos dari tenggat pada Selasa (31/3) untuk mencapai kesepakatan kerangka kerja, perunding dari P5+1 --Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan Cina ditambah Jerman-- dan Iran mengadakan perundingan intensif dan konsultasi internal sepanjang Rabu (1/4).
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi sebelumnya mengatakan Iran dan negara besar di dunia tampaknya akan mengeluarkan pernyataan bersama pada Rabu guna mengakhiri pembicaraan nuklir di Lausanne, Swiss.
Iran dan kelompok P5+1 melanjutkan pembicaraan selama satu pekan mereka pada Rabu, setelah kehilangan tenggat 31 Maret bagi dicapainya kesepakatan kerangka kerja.
Pada 24 November 2013, negara besar di dunia dan Iran mencapai kesepakatan pertama mengenai program nuklir Iran --yang menuntut Teheran menghentikan sebagian kegiatan sensitif sebagai imbalan bagi pencabutan terbatas sanksi untuk memberi waktu bagi upaya diplomatik guna menyelesaikan masalah tersebut.
Sejak itu, para perunding telah dua kali lolos dari tenggat yang ditetapkan sendiri bagi kesepakatan akhir dan menyeluruh, masing-masing pada Juni dan November tahun lalu. Mereka kemudian menetapkan 31 Maret 2015 sebagai tenggat baru bagi kesepakatan kerangka kerja politik dan 30 Juni untuk kesepakatan akhir, guna melicinkan jalan bagi resolusi akhir sengketa lama tentang masalah nuklir Iran.
Namun, Marie Harf, wanita Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan di akun Twitternya "belum dicapai pemahaman politik", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Wanita juru bicara itu mengatakan Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan tetap berada di Lausanne sampai setidaknya Kamis pagi waktu setempat untuk melanjutkan perundingan.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini, yang memimpin perundingan paripurna tersebut, mengatakan di akun Twitternya bahwa "bekerja keras untuk berusaha menyelesaikan kesepakatan. Kesepakatan yang bagus".
Satu sumber diplomatik mengatakan kepada Xinhua perundingan, yang sudah molor satu hari, dipusatkan pada pembahasan perincian.
Menurut laporan media, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius --yang bertolak ke Paris pada Rabu pagi-- sedang dalam perjalanan kembali ke Lausanne untuk bergabung lagi dengan perundingan itu.