Jumat 03 Apr 2015 02:42 WIB

Akhiri Isu Nuklir, Iran Dipandang Sebagai Negara Hebat

Rep: Bambang Noroyono / Red: Julkifli Marbun
Zuhairi Misrawi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Zuhairi Misrawi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesepakatan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat (AS), menjadikan negara Islam di Timur Tengah itu sebagai satu-satunya negara paling berpengaruh di kawasan.

Pendapat itu diutarakan pemerhati kebijakan Timur Tengah, Zuhairi Misrawi dalam akun jejaring sosial miliknya, Jumat (3/4).

Dikatakan tokoh muda Nadhatul Ulama itu, perundingan antara Teheran dan Washington, mengancam dominasi hubungan antara Paman Sam dan Israel. Juga antara AS dan Arab Saudi.

"Iran ini hebat sekali, satu-satu negara di Timur-Tengah yang paling disegani Amerika Serikat (saat ini)," kata dia, lewat akun twitternya, @zuhairimisrawi, Jumat (3/4).

Jebolan filsafat Universitas Al-Azhar, Kairo itu menerangkan, sebenarnya kedekatan Gedung Putih terhadap Teheran saat ini, adalah prestasi Presiden Barack Obama.

Kata dia, kampanye Obama soal normalisasi antara AS dan Negeri Para Mullah itu, dibuktikan Obama setelah tujuh tahun memimpin. "Kongres AS tdk setuju dgn normalisasi hubungan dengan Iran. Tapi, Obama mengambil langkah berani," sambung dia.

Hasilnya pun, kata dia membuat wajah Iran dalam bingkai politik versi barat berubah membaik. AS dan sekutunya mulai percaya, bahwa Republik Islam Iran, merupakan negara paling penting untuk memastikan stabilitas politik di kawasan kaya minyak itu. Meskipun, menurut dia, usaha menjadikan Teheran sebagai negara penting bagi AS di Timur Tengah itu mulai dirongrong banyak hal.

Menurut dia, serangan Arab Saudi ke kelompok bersenjata Houthi di Yaman, sebenarnya punya motif agar AS kembali memasukkan Iran kedalam penilaian buruk.

"Tapi usaha tersebut gagal total pasca-kesepakatan nuklir (Iran dan AS)," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement