Jumat 03 Apr 2015 15:04 WIB

Penerbangan Thailand di Bawah Pengawasan

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad
Peta Thailand
Foto: aaa-calif.com
Peta Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sektor penerbangan Thailand berada di bawah pengawasan setelah audit keselamatan internasional yang menyebabkan larangan penerbangan baru ke China, Jepang dan Korea Selatan.

Pekan lalu, International Civil Aviation Organization (ICAO) menerbitkan peringatan kekhawatiran yang berkaitan dengan prosedur sertifikasi operator udara.

Akibatnya, penerbangan Thailand telah membuat beberapa penerbangan dibatalkan, mengembalikan atau memodifikasi ribuan tiket pesawat.

Para pejabat Thailand telah mengajukan rencana untuk mengatasi kekhawatiran ICAO.

Audit pada bulan Januari oleh ICAO, sebuah divisi dari PBB, menemukan bahwa otoritas penerbangan Thailand memiliki kekurangan petugas teknis dan masalah dengan sertifikasi untuk transportasi barang-barang berbahaya.

Pekan lalu, ICAO mengeluarkan peringatan yang memicu peningkatan pemeriksaan fisik pesawat yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan Thailand yang melayani rute yang ada untuk negara-negara seperti Australia dan Singapura serta larangan memperluas layanan penerbangan mereka.

Hal ini menyebabkan operator Thailand dicegah menambahkan setiap penerbangan baru atau memodifikasi jadwal mereka.

Seperti dikutip BBC, Kamis (2/4), Juru Bicara ICAO Anthony Philbin mengatakan, mereka terus bekerja dengan otoritas penerbangan sipil Thailand pada penyelesaian masalah tersebut.

"Audit ICAO tidak meninjau tingkat operasional keselamatan penerbangan atau dalam penerbangan atau bandara. Sebaliknya, audit kami terus memantau kemampuan otoritas negara untuk sumber daya penerbangan sipil yang memadai dan mengelola tanggung jawab pengawasan keselamatan penerbangan di wilayah hukum mereka," katanya.

Pejabat Thailand saat ini dalam pembicaraan dengan Jepang untuk mengangkat sementara larangan baru. Sekitar 100 penerbangan charter ke Jepang telah dibatalkan.

Larangan itu datang pada waktu yang sangat sulit bagi sektor penerbangan Thailand, yang telah berjuang dengan jumlah wisatawan yang lebih rendah, menyusul protes politik di negara itu tahun lalu.

Thai Airways, Thai AirAsiaX, Orient Thai Airlines dan operator penerbangan charter Asia Atlantic Airlines dan Sky View telah terpengaruh oleh larangan rute baru itu.

"Penerbangan Thailand seperti Nok Air, AirAsia dan Nok-Scoot akan merasakan dampak terbesar, karena rencana mereka untuk tumbuh dapat terpukul keras karena mereka memegang lisensi Thailand juga," kata kepala eksekutif di konsultan SimpliFlying Shashank Nigam.

Kepala Udara Kementerian Transportasi Thailand Marsekal Prajin Juntong mengatakan Thailand telah berjuang selama satu dekade untuk memenuhi standar ICAO. Dia berharap masalah ini akan diselesaikan dalam waktu delapan bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement