Jumat 03 Apr 2015 23:35 WIB

Dua Pekan, Pertempuran di Yaman Renggut 519 Nyawa

Konflik bersenjata di Yaman.
Foto: AP/Wael Qubady
Konflik bersenjata di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, PERSERIKATAN BANGSA BANGSA -- Sejumlah 519 orang tewas dan hampir 1.700 luka dalam dua pekan pertempuran di Yaman, kata kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis, dengan menyatakan tanda bahaya atas nasib warga.

Valerie Amos menyatakan sangat prihatin atas keselamatan warga, yang terperangkap dalam pertempuran sengit, dan meminta pihak bersenjata melakukan yang terbaik untuk melindungi rakyat jelata Yaman.

Kekerasan meningkat tajam di Yaman menyusul serangan udara pimpinan Saudi sejak 26 Maret untuk menghentikan kemajuan pemberontak Syiah Houthi, yang memaksa Presiden Abedrabbo Mansour Hadi lari ke Arab Saudi.

Kelompok bantuan menyatakan tanda bahaya atas peningkatan jumlah korban di kalangan warga menyusul serangan udara atas kampung pengungsi dan pemboman terhadap pabrik susu. Puluhan orang tewas dalam kedua serangan tersebut.

"Yang terlibat dalam pertempuran harus memastikan bahwa rumah sakit, sekolah, kampung pengungsi dan pengungsi serta prasarana warga, terutama di daerah berpenduduk, tidak menyasar atau menggunakannya untuk tujuan ketentaraan," kata pernyataan Amos.

Badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pekan ini menyatakan setidaknya 62 anak-anak tewas dan 30 luka selama sepekan belakangan di Yaman, dan bahwa lebih banyak lagi dibibit menjadi tentara anak-anak.

Puluh ribuan orang meninggalkan rumah mereka, beberapa melakukan perjalanan laut berbahaya ke Djibouti dan Somalia, kata Amos.

Badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Yaman memberikan perangkat kesehatan darurat dan pembangkit listrik, sehingga warga dapat memiliki air bersih, makanan dan selimut, tambahnya.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon pada pekan ini mengingatkan semua pihak menegakkan hukum perang antarbangsa dan melindungi warga. Perserikatan Bangsa-Bangsa mendukung Hadi sebagai pemimpin sah Yaman di depan pemberontakan Houthi, yang menjerumuskan negara miskin Arab itu ke kekacauan lebih dalam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement