REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Paus Francis mengutuk serangan di Universitas di Kenya yang telah menewaskan 148 jiwa. Dia menyebut aksi penyerangan itu sebagai aksi kejam tak berperasaan.
Perasaan Paus disampaikan dalam satu telegram yang dikirim oleh Menteri Luar Negeri Pietro Parolin kepada Kardinal John Njue, Presiden Konferensi Pastur Katolik di Kenya, pada perayaan Paskah, Jumat (3/4).
"Bersatu dengan semua orang baik di seluruh dunia, Bapak Suci mengutuk aksi brutal tak berperasaan ini dan mendoakan hati para pelakunya berubah," kata Paus, melalui telegram.
Pengepungan Universitas Garissa, Kamis (2/4) sebelum perayaan Paskah dilakukan oleh kelompok Al Shabab dari Somalia. Penyerangan ini merupakan yang terburuk sejak pemboman kedutaan Amerika Serikat pada 1998 di Nairobi dan aksi paling beradarah yang pernah dilakukan para militan yang berafiliasi ke Al Qaida. Namun, Pemerintah Kenya bertekad tidakan akan "didintimidasi".
Seorang juru bicara kelompok itu mengatakan serangan atas kampus tersebut yang dekat dengan perbatasan dengan Somalia dilakukan sebagai aksi balas dendam bagi kehadiran tentara Kenya di Somalia. Mereka yang selamat dalam serangan masih trauma bagaimana sejumlah pria bersenjata mengejek para mahasiswa sebelum membunuh mereka.
"Banyak jasad bertebaran di mana-mana, kami melihat orang-orang yang kepalanya ditembak, luka-luka bekas terkena peluru di mana-mana, suasananya kacau," kata Reuben Nyaora, seorang pekerja bantuan yang membantu mereka yang cedera.
Pengepungan itu berakhir dengan empat pria bersenjata terbunuh dalam baku tembak, dan seorang tersangka dilaporkan ditangkap. Para pekerja darurat mengumpulkan mayat-mayat sementara tentara Kenya beropatroli di sekitar kampus itu.