Sabtu 04 Apr 2015 13:00 WIB

Netanyahu Ketar-Ketir Hadapi Kesepakatan Nuklir Iran

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu
Foto: ap
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan setiap kesepakatan kerangka kerja antara Iran dan masyarakat internasional harus berisi komitmen mengakui keberadaan Israel.

"Israel menuntut setiap kesepakatan dengan Iran meliputi komitmen yang jelas dan tak mendua mengenai hak keberadaan Israel. Israel takkan menerima kesepakatan yang mengizinkan satu negara yang berikrar akan memusnahkan kami untuk mengembangkan senjata nuklir," kata Netanyahu, Jumat (3/4).

Dia menambahkan, kelangsungan hidup Israel tak bisa dirundingkan. Netanyahu mengeluarkan pernyataan tersebut setelah pertemuan tiga jam dengan anggota kabinet lamanya. Dalam pertemuan itu mereka secara bulat menolak kesepakatan awal nuklir Iran.

"Kesepakatan tersebut akan menimbulkan bahaya sangat besar bagi wilayah ini dan dunia dan akan mengancam setiap kelangsungan hidup negara Israel. Kesepakatan itu akan mengabsahkan program nuklir Iran, yang tidak sah," kata Netanyahu.

Menurutnya, kesepakatan itu akan memberi Iran sangat banyak prasarana nuklir. Rencana itu akan memungkinkan Iran memiliki cukup banyak kemampuan pengayaan untuk membuat bom nuklir  kurang dari satu tahun.

Netanyahu mengatakan pencabutan sanksi terhadap Iran akan memungkinkan Iran pulih secara ekonomi dan mendorong agresi Iran dan aksi teror di seluruh Timur Tengah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement