Ahad 05 Apr 2015 10:24 WIB

Ada WNI Gabung ISIS di Hongkong, Pimpinan Muslim Bereaksi

Migran dan TKI di Hongkong. Ilustrasi
Foto: Dompet Dhuafa
Migran dan TKI di Hongkong. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Para pemimpin Muslim di Hongkong telah mengeluarkan "deklarasi perdamaian" secara terbuka guna menahan peningkatan Islamofobia. Sebelumnya, laporan berita terbaru mengklaim bahwa kelompok militan Negara Islam (ISIS) merekrut pekerja migran Indonesia di Hongkong.

Surat tersebut dibuat dan ditandatangani oleh 21 kelompok Muslim dan dirilis dalam bahasa Inggris dan Cina, Deklarasi itu berisi pemahaman Islam serta menghilangkan penilaian negatif tentang Islam.

"Kaum Muslim di Hongkong telah hidup berdampingan dengan sesama non-Muslim lebih dari 175 tahun terakhir. Kami ingin hidup berdampingan," kata surat itu dilansir South China Morning Post, Ahad (5/4).

"Kami meminta semua orang untuk tidak menilai agama karena tindakan beberapa (orang), seperti ada satu buah apel busuk dalam satu keranjang," lanjut pernyataan tersebut.

Adeel Malik, seorang guru bahasa Inggris yang memulai kelompok pendidikan Discover Islam Hongkong mengatakan, tidak perlu ada diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat di Hongkong. Komentar ini menyusul ada saja beberapa kasus, perempuan Muslim yang memakai pakaian keagamaan seperti jilbab, menjadi sasaran cibiran dan dihubungkan dengan terorisme.

Lahir dan dibesarkan di Hongkong, Malik pindah ke Inggris ketika ia berusia 15 untuk studi dan kembali ke Hongkong pada 2008. Pulang kampung Malik juga tidak terlepas dari Islamofobia di Inggris.

Pengusaha Ali Diallo, yang pindah ke kota dari Guinea sekitar lima tahun yang lalu dan mengajar kursus tentang Islam, mengatakan mengacu pada surat itu: "Karena aku datang ke Hongkong, ini adalah pertama kalinya bahwa saya telah melihat komunitas Muslim datang bersama-sama dan hidup berdampingan seperti ini," kata dia.

Kepala imam Hongkong, Muhammad Arshad, mengatakan Muslim Hongkong setempat terkejut dengan berita bahwa ISIS telah mencapai Hongkong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement