REPUBLIKA.CO.ID, YAMAN -- Juru bicara pasukan koalisi yang dipimpin Saudi menduga kalau mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh terlibat dalam kepemilikan senjata kimia.
Brigadir Jenderal Ahmed Asiri mengatakan Saleh adalah orang yang tak terduga dari perilaku apapun yang dapat diharapkan untuk mempertahankan posisinya.
Asiri mengatakan hal itu dalam sesi briefing harian di Riyadh, seperti dilansir Saudi Press Agency.
Asiri juga mengatakan jika benar, koalisi yang dipimpin Saudi akan segera, membalas untuk melindungi orang-orang Yaman. Dia menambahkan koalisi mengambil tindakan pencegahan maksimal dan mempertimbangkan semua kemungkinan.
Kekerasan telah meningkat tajam di Yaman menyusul serangan udara Saudi beserta sekutunya yang diluncurkan pada 26 Maret 2015. Serangan tersebut diklaim sebagai upaya menghentikan kekuasaan pemberontak Houthi yang saat ini menguasai Yaman.
Houthi dan pasukan loyalis mantan Presiden Yaman, Saleh merebut kekuasaan di ibu kota Sanaa pada Februari lalu. Hal ini menyebabkan Presiden Yaman yang sah, Abd Rabbu Mansour Hadi melarikan diri ke Aden, Yaman bagian selatan, dan saat ini melarikan diri ke Arab Saudi.