REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Mantan Perdana Menteri Bangladesh yang saat ini jadi pemimpin oposisi, Khaleda Zia diberi jaminan oleh pengadilan dalam dua kasus korupsi yang sedang dihadapinya, Ahad (5/4). Sebuah potensi untuk meredakan ketegangan karena politik di negara Asia selatan tersebut.
Zia muncul dengan pengamanan ketat sebelum menghadap pengadilan khusus antikorupsi di ibu kota, Dhaka, pada Ahad (5/4). Sebelumnya ia meminta jaminan lebih dari satu bulan setelah dikeluarkan surat penangkapannya.
Partai Zia, Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) telah mengintensifkan protes pada tahun ini untuk memaksa PM Sheikh Hasina mundur. BNP mendesak pemilihan umum baru di bawah pemerintahan sementara yang netral.
Sebelumnya BNP menolak ikut serta dalam pemilu 2014 karena mengaku dicurangi. Ketegangan politik disusul oleh kekerasan yang menewaskan 120 orang dan melukai ratusan lainnya dalam serangan bermotif politik.
Sebagian besar tewas dalam serangan bom bensin pada kendaraan di tengah blokade transportasi. Aksi mogok juga dilakukan oposisi untuk menjatuhkan pemerintah.
Keputusan pengadilan kali ini dinilai bisa meredakan ketegangan yang terjadi. Zia dituduh menggelapkan dana amal sebesar 650 ribu dolar AS dalam dua kasus korupsi ketika masa terakhirnya sebagai PM pada 2001 hingga 2006.
Zia dan pemimpin partai menyangkal tuduhan dan menyebutnya bermotif politik. Zia juga menghadapi tuduhan melakukan penghasutan untuk kekerasan.