Senin 06 Apr 2015 11:58 WIB

Kondisi di Yaman Makin Buruk

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
Warga membawa korban bom bunuh diri di sebuah masjid di Sanaa, Yaman, Jumat (20/3).
Foto: Reuters/Khaled Abdullah
Warga membawa korban bom bunuh diri di sebuah masjid di Sanaa, Yaman, Jumat (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Keadaan di Aden, Yaman tampaknya kian mengkhawatirkan. Alasannya, serangan antara pihak yang bertikai semakin banyak menjatuhkan korban jiwa.

Juru bicara Palang Merah Internasional, Claire Feghali mengatakan, bila situasi kemanusiaan di kota tersebut mengerikan. Tubuh manusia mulai menumpuk di jalanan.

"Orang-orang tidak bisa pergi ke luar untuk membeli makanan, kita tahu bahwa ada kekurangan air di kota karena pipa air rusak, kami mencoba melakukan segala yang kami bisa tapi situasinya sangat sulit," kata dia kepada BBC, Senin (6/4).

Pada Ahad, (5/4) waktu setempat, para pemberontak kian mendekat ke kota. Mereka memborbardir daerah pemukiman dan membakar beberapa bangunan. Hal itu membuat warga terperangkap di rumah mereka.

Rozmin McKendry, warga asal Inggris yang memiliki keluarga di Aden mengatakan, kakanya bisa melihat pertempuran dan penembakan dari balik jendela rumahnya. "Mereka ingin mendapatkan perahu ke Djibouti dan terbang kembali ke Inggris, tapi jalanan terlalu berbahaya untuk dilewati," ujarnya.

Setidaknya, sebanyak 185 orang tewas dan 1.282 terluka di Aden sejak 26 maret lalu.

Tiap negara pun kini mulai gencar menyelamatkan warganya yang berada di Yaman. Pada Ahad (5/4), sebuah pesawat Pakistan menyelamatkan 170 orang dari Sanaa. Sudah lebih dari 800 warga Pakistan berhasil meninggalkan Yaman.

Sehari sebelum kedatangan pesawat Pakistan, sebuah pesawat Aljazair mengevakuasi 160 warganya bersama dengan warga Afrika Utara lainnya.

Menurut koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengatakan, bantuan dari Cina, Mesir, Sudan dan Djibouti juga dijadwalkan untuk datang menyelamatkan warganya. Rusia, India dan Indonesia merupakan salah satu negara lain yang terus melakukan evakuasi di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement