REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM -- Pemimpin Palestina, Mahmoud Abbas menolak ratusan juta dolar dari pendapatan pajak yang dicairkan oleh Israel.
Ia mengembalikan uang itu karena Israel mengurangi sepertiga biaya untuk tagihan listrik dan air. Bahkan, abbas mengancam akan membawa Israel ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) kecuali memberikan jumlah penuh kepada Palestina.
Israel mengumpulkan pajak atas nama Otoritas Palestina (PA), tetapi menghentikan pembayaran pada Januari lalu. Hal itu dilakukan sebagai protes bergabungnya Palestina dengan ICC.
Palestina bergabung dengan ICC pada 1 April lalu. Itu menjadi pilihan mereka untuk mengejar Israel atas kejahatan perang yang dilakukan.
"Kami akan mengembalikan uang. Entah mereka berikan kepada kami secara penuh atau kita pergi ke arbitrase atau ICC. Kami tidak akan menerima apa-apa lagi," tegas Abbas seperti diberitakan BBC, Senin (6/4).
Israel telah menghentikan transfer tiga kali dalam 10 tahun terakhir. Mereka membuat keputusan untuk memulai kembali pembayaran dua minggu lalu.
Pada Januari lalu, perekonomian Palestina harus berjuang karena mengalami defisit hingga 15 persen dari PDB. Angka pengangguran pun berada di kisaran 25 persen.