Selasa 07 Apr 2015 13:18 WIB

DK PBB Tuntut Akses Bantuan Pengungsi Palestina di Yarmuk

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Seorang warga Suriah melintas di sebuah mobil yang hancur usai pertempuran antara oposisi dan militer Suriah di kawasan kamp pengungsian Palestina di Yarmuk, Suriah.
Foto: Abbas Kecam Serangan Suriah ke Kamp Pengungsi Palestina, Yarmouk
Seorang warga Suriah melintas di sebuah mobil yang hancur usai pertempuran antara oposisi dan militer Suriah di kawasan kamp pengungsian Palestina di Yarmuk, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan PBB menuntut akses bantuan kemanusiaan untuk membantu 18 ribu pengungsi Palestina dan warga sipil Suriah di kamp Yarmuk, Suriah, Senin (6/4).

Dilansir dari Channel News Asia, pemimpin DK PBB Duta Yordania Dina Kawar menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi yang mencekam bagi 18 ribu pengungsi Palestina di Yarmuk.

"Untuk melindungi warga sipil di kamp kami akan memastikan akses kemanusiaan termasuk memberikan bantuan evakuasi," ujar dia.

PBB mendapat laporan dari lembaga bantuan UNRWA Pierre Krahenbuhl terkait keadaan para pengungsi yang memprihatinkan. Krahenbuhl mengimbau pada negara-negara berpengaruh di Suriah bertindak cepat mengevakuasi mereka.

UNRWA akan memfasilitasi evakuasi dengan tertib dan aman bagi pengungsi Palestina yang ingin meninggalkan kamp. Kamp ini berjarak beberapa mil dari istana Presiden Bashar al Assad.

Krahenbuhl menyarankan utusan DK mengunjungi Yarmuk untuk melihat realita di lapangan. Menurutnya tidak ada yang bisa dipercaya selain melihat situasi di Yarmuk dengan mata kepala sendiri.

Observatorium Suriah untuk HAM mengatakan ISIS saat ini telah menguasai kamp pengungsi yang berada dekat Damaskus sejak (1/4) lalu. Mereka telah merebut dari kelompok pemberontak sementara tentara Suriah sedang berada di distrik-distrik.

ISIS juga telah melakukan pemenggalan korban tidak bersalah di kamp tersebut. Krahenbuhl mengatakan negara harus mendorong pihak yang bertikai melindungi warga sipil.

Membutuhkan usaha yang kompleks di wilayah berbahaya seperti Yarmuk. Tetapi langkah konkrit bantuan perlu segera dilakukan.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement