REPUBLIKA.CO.ID, PBB, NEW YORK -- Saat memperingati Hari Kesehatan Dunia, para pejabat PBB menyoroti tantangan dalam keamanan pangan di seluruh dunia, dan menyerukan dilancarkannya upaya gabungan dari banyak sektor untuk membuat makanan aman dari sektor produksi sampai rantai pasokan.
"Pada Hari Kesehatan Dunia, mari lah kita semua bertanya, 'Seberapa aman kah makanan kita'," kata Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di dalam pesannya pada hari itu. Ban menyatakan makanan yang tidak aman kurang diberitakan dan seringkali menjadi global yang terlewatkan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), makanan yang tidak aman dapat mengakibatkan lebih dari 200 penyakit --mulai dari diare sampai kanker. Pada saat yang sama, makanan yang tidak aman menimbulkan resiko ekonomi besar terhadap petani dan industri pangan.
"Perubahan cara makanan diproduksi, didistribusi dan dikonsumsi, kemunculan bakteri yang kebal, dan peningkatan perjalanan dan perdagangan membuat sulit untuk menangani patogen dan zat pencemar segera setelah semua itu berada di dalam pasokan pangan kita," kata Ban.
Ia juga menyatakan dengan rantai pasokan pangan terbentang di seluruh dunia, kebutuhan untuk memperkokoh sistem keamanan pangan di dalam dan antar-negara menjadi makin penting, demikian laporan Xinhua, Rabu (8/4).
Direktur Jenderal WHO Margaret Chan, yang mengumandangkan pandangan itu, mengatakan makanan lebih mungkin tercemar oleh parasit, virus bakteri yang berbahaya, atau bahan kimia akibat produksi pangan industri dan distribusi serta perdagangan global.
Terlebih lagi, "masalah keamanan pangan lokal dapat dengan cepat menjadi kondisi darurat internasional", ia menambahkan.
Hari Kesehatan Dunia dirayakan pada 7 April setiap tahun untuk memperingati berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia pada 1948. Tahun ini, WHO menyoroti tantangan yang berkaitan dengan keamanan pangan dengan slogan "Dari pertanian sampai piring, jadikan makanan aman", dalam upaya meningkatkan kesadaran mengenai masalah tersebut di seluruh dunia.