Rabu 08 Apr 2015 09:09 WIB

Lagi, 16 Nyawa Melayang di Kota Aden

 Sejumlah warga sipil meninggalkan kota Aden dan Sanaa, Yaman, Senin (6/4).
Foto: Reuters/Khaled Abdullah
Sejumlah warga sipil meninggalkan kota Aden dan Sanaa, Yaman, Senin (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Anggota milisi suku yang bersekutu dengan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi dan petempur Al-Houthi, Selasa (7/4), terus bertempur di jalan dalam memperebutkan Kota Pelabuhan Aden di Yaman Selatan. Dilaporkan pertikaian menewaskan 16 orang.

Seorang pejabat lokal di Rumah Sakit Umum Aden mengatakan, sebanyak 16 mayat dibawa hari ini (Selasa waktu setempat) ke rumah sakit. "serta ada puluhan orang lagi yang cedera," ujarnya.

Pejabat di cabang Kementerian Kesehatan Aden mengatakan, kepada Xinhua , jumlah korban paling akhir sejak awal pertempuran hingga hari ini mencapai 225 dan cedera 1.600 orang.

Seorang pejabat pemerintah lokal yang berkantor di Aden mengatakan, kedua pihak yang bertikai masih bertempur untuk memperebutkan pelabuhan utama Aden yang berada di Kabupaten Mu'alla dan beberapa lembaga penting pemerintah di sana.

"Sebagian prasarana di Aden rusak akibat konflik yang berlangsung. Beberapa bangunan tempat tinggal di Kabupate Mu'alla dibakar," kata sumber pemerintah tersebut.

Saat pertempuran berkecamuk, rakyat Aden menderita kekurangan air dan pangan secara parah. Banyak orang dipaksa pergi jauh untuk memperoleh kebutuhan dasar, kata beberapa sumber pemerntah lokal di Yaman.

Satu koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi pada penghujung Maret memulai serangan udara terhadap sasaran Al-Houthi di Ibu Kota Yaman, Sana'a, dan kota besar lain. Koalisi tersebut menyatakan operasi pasukan multinasional bertujuan melindungi keabsahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan memaksa anggota Al-Houthi agar mundur dari kota besar yang telah mereka rebut sejak September 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement