REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hampir 4.500 orang yang kehilangan tempat tinggal belum lama ini telah berlindung di Misi PBB di Malakal di negara bagian Upper Nile di Sudan Selatan, Selasa (7/4).
"Ini membuat seluruh jumlah warga sipil di lokasi itu mendekati 26 ribu dan secara keseluruhan (lebih dari) 115 ribu orang di seluruh negeri tersebut kini ditampung di berbagai kompleks PBB," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric di Markas Besar PBB, New York, AS.
Dia mengatakan jumlah tersebut adalah jumlah paling banyak orang yang kehilangan tempat tinggal sejak awal konflik saat pada Desember 2013.
"Warga sipil yang baru kehilangan tempat tinggal juga dilaporkan oleh mitra lain kemanusiaan kami di bagian lain Sudan Selatan, termasuk 31 ribu di negara bagian Jonglei.
Sudan Selatan terjerumus ke dalam kerusuhan pada Desember 2013, ketika pertempuran meletus antara tentara yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan pembelot yang dipimpin oleh mantan wakilnya Riek Machar.
Konflik itu segera berubah menjadi perang habis-habisan, dan kerusuhan beralih menjadi bentrokan etnik antara suku Presiden Kiir, Dinka dan kelompok etnik Machar, Nuer.
Bentrokan telah menewaskan ribuan warga Sudan Selatan dan memaksa tak kurang dari 1,9 juta orang lagi meninggalkan tempat tinggal mereka.