Rabu 08 Apr 2015 12:27 WIB

Taiwan Alami Krisis Air Terparah Sejak 1947

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Krisis air Taiwan (ilustrasi)
Foto: focustaiwan.tw
Krisis air Taiwan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan mulai mendistribusikan pasokan air bersih ke lebih dari satu juta rumah tangga menyusul kekeringan terparah sejak 1947, Rabu (8/4). Distribusi akan dilakukan bergilir.

Persediaan akan diputus selama dua hari dalam satu pekan di beberapa kota utara untuk menjangkau daerah lain. Kurangnya curah hujan membuat jumlah air di waduk jauh di bawah kapasitas.

Selain itu, kekurangan air bersih juga karena sistem pengiriman yang tidak efisien, banyaknya lumpur di waduk dan pemborosan penggunaan air.

''Situasi pasokan air sangat mendesak. Taiwan mengalami curah hujan terendah sejak 1947,'' kata kementerian urusan ekonomi.

Menurutnya, tidak ada hujan sama sekali sehingga pemerintah perlu kerja sama dengan masyarakat dalam masa sulit ini. Media lokal mengatakan level air di reservoir Shihmen hanya memiliki 24,56 persen dari kapasitas.

Angka ini terendah sejak dioperasikan pada 1964. Reservoir tersebut biasanya memasok air untuk wilayah utara.

Penduduk di area terimbas disarankan menghemat simpanan air. Tak hanya rumah tangga, 1.400 industri juga terkena imbas.

Sempat muncul beberapa larangan pendistribusian air ke industri pada bulan lalu. Namun sejauh ini, perusahaan produksi tidak terimbas signifikan karena mereka memiliki reservoir sendiri.

BBC mengatakan krisis air bersih ini menjadi peringatan bagi Taiwan. Pasalnya, biaya air bersih Taiwan termasuk terendah di dunia sehingga muncul kebiasaan pemborosan besar-besaran.

Pipa perairan juga telah menua sehingga ratusan juta ton air bocor setiap tahunnya. Banyak lumpur di waduk membuat air tidak tersimpan maksimal ketika hujan.

Pemerintah dan perusahaan air milik negara banyak dikritik terkait masalah ini. Pemerintah kini menginisiasi konservasi termasuk kampanye hemat air dan mengurangi subsidi untuk memasang keran air atau toilet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement