REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Dalam pawai di Kota Gaza, Kamis (9/4), puluhan orang Palestina menuntut perlindungan bagi pengungsi Palestina di Kamp Yarmouk di selatan Ibu Kota Suriah, Damaskus, yang telah mendapat ancaman besar dari kelompok Negara Islam (ISIS).
Sebelumnya, anggota ISIS menyerbu kamp pengungsi tersebut dan menggunakan pengungsi sebagai sandera serta memaksa puluhan ribua orang menyelamatkan diri dari kamp itu. Walid Al-Awad, pemimpin senior di kelompok sayap-kiri Partai Rakyat mendesak di dalam satu pernyataan, "Semua orang yang disandera harus dibebaskan dan mereka yang menyerbu kamp tersebut mesti pergi."
Pemrotes menyeru masyarakat internasional dan negara Arab agar segera turun-tangan untuk menyelamatkan nyawa pengungsi Palestina di kamp itu, demikian laporan Xinhua, Jumat (10/4).
Masih pada Kamis, Utusan Palestina untuk Suriah Ahmad Majdalani, yang sedang berkunjung ke Jalur Gaza, mengatakan kesepakatan telah dicapai dengan Pemerintah Suriah mengenai pelaksanaan aksi militer gabungan terhadap ISIS di sebelah selatan Ibu Kota Suriah tersebut.
Di dalam satu taklimat, Majdalani mengatakan ruang operasi militer gabungan akan dibentuk antara militer Suriah dan faksi Palestina yang berpusat di Suriah untuk mengkoordinasikan operasi militer terhadap ISIS dan sekutunya di kamp pengungsi pengungsi Palestina di Yarmouk.
Ia menyatakan penyusupan ISIS ke dalam Kamp Yarmouk telah mengakhiri semua penyelesaian politik bagi krisis di kamp itu. "Kami telah sepakat dengan Pemerintah Suriah dan faksi Palestina bahwa semua pilihan politik telah digagalkan" oleh gerilyawan bersenjata, seperti pelaku teror Negara Islam (ISIS), kata Majdalani dalam satu taklimat.
Ia mengatakan peran Palestina dalam memerangi ISIS di kamp tersebut ialah peran terpadu. Ditambahkannya, berbagai faksi Palestina di Suriah akan ikut dalam pertempuran untuk membebaskan kamp itu dari kelompok fanatik.
Kamp Yarmouk, lima kilometer di sebelah selatan Damaskus, telah menyaksikan pertempuran sengit selama satu pekan belakangan, ketika anggota ISIS menyerbu kabupaten besar tersebut dengan bantuan Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Alqaidah.