REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana memanfaatkan momentum Peringatan 60 tahun Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KTT-AA) dan 10 tahun New Asian-African Strategic Partnership (NAASP) sebagai momen promosi Indonesia di bidang perdagangan. Dalam acara yang akan berlangsung di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April 2015 mendatang, Kemendag juga akan memaparkan strategi dan rencana target ekspor nonmigas Indonesia yang dipatok tiga ratus persen.
"Terdapat empat agenda penting yang menjadi fokus AABS yakni infrastruktur, perdagangan, agribisnis, serta kemaritiman dan kelautan," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional (KPI) Bachrul Chairi, Sabtu (11/4).
Momen tersebut tepat, sebab KTT-AA akan dihadiri hampir seluruh Kepala Negara Asia dan Afrika. Makanya, sejumlah produk BUMN sekaligus akan diperkenalkan kepada 200 CEO dari 47 negara Asia Afrika dan 200 CEO dari Indonesia dalam momen AABS di antaranya T. Dirgantara (pesawat), PT. Pindad (panser), PT. Kodja Bahari (dok kapal laut), PT. LEN Industry (tenaga surya), dan PT. New Sentosa (mobil pemadam kebakaran).
Percepatan target ekspor nasional pun akan diagendakan mengingat volume perdagangan ekspor dan impor Indonesia dengan negara Asia dan Afrika yang masih di kisaran 11 miliar dolar AS per tahun. Berdasarkan data statistik 2014, perdagangan ekspor Asia ke Afrika pun hanya mencapai 26 persen dari total ekspor Asia ke dunia. "Ini lebih besar dari ekspor Afrika ke Asia yang hanya tiga persen dari ekspor mereka dunia," katanya.