Ahad 12 Apr 2015 13:34 WIB

Ini Alasan Anggota ISIS Asing Jauh Lebih Sadis

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Angga Indrawan
Abu Yahya ash Shami, warga Australia yang diidentifikasi gabung ISIS.
Foto: ABC.net.au
Abu Yahya ash Shami, warga Australia yang diidentifikasi gabung ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Anggota kelompok radikal ISIS yang berasal dari benua Eropa sejauh ini jauh lebih kejam dan bengis dalam menjalankan aksinya. Terungkap bahwa ada satu sistem dalam tubuh ISIS yang memaksa mereka melakukan hal itu.

Berbicara kepada Times, Omar yang merupakan salah satu tahanan di Aleppo mengaku ketika orang Barat datang untuk bergabung dengan ISIS, mereka langsung dimasukkan di jajaran terendah dan diperlakukan sedikit lebih dari serdadu umpan meriam. Sementara jajaran senior berisi kelompok dari Republik Ceko dan Afrika Timur.

"Ada hirarki di ISIS dan pejuang asing dan Suriah berada di bawah," ujar dia seperti dikutip dari Breitbart, Ahad (12/4).

Hirarki ini, katanya membuat pejuang asing menjadi anggota paling brutal. Sebab, dengan begitu mereka dapat membuktikan nilai mereka kepada para pemimpin ISIS.

"Ada dua cara untuk membuktikan kesetiaan Anda ke ISIS, baik dengan menikah atau melaksanakan hukuman. Mereka--pejuang asing memperlakukan kami sangat buruk karena mereka yang terendah di ISIS," lanjut dia.

Pejuang Barat kerap kali mengeluh di media sosial akan kehidupan duniawi mereka. Lantaran mereka dibuat bekerja keras untuk teroris yang lebih senior. Salah satu tugasnya dengan menjaga keamanan kelompok tersebut.

Meski beberapa dianataranya mengeluh bosan karena selalu berada di koridor, beberapa dari mereka mengambil kesempatan untuk bertindak brutal dan menyiksa tawanan mereka.

Ia menambahakan, kebanyakan dari pejuang barat tersebut tidak berada di medan perang, mereka banyak digunakan sebagai pelaku bom bunuh diri untuk memuluskan langkah pejuang yang lebih berpengalaman.

Omar akhirnya lolos dari penjara sekitar 18 km sebelah utara dari Aleppo. Ia sebelumnya dijatuhi hukuman mati bersama sandera Jepang, Kenji Goto yang dibunuh oleh para teroris.

"Saya tahu behaw amereka pasti akan mengeksekusi saya juga dan saya harus keluar," ungkapnya.

Beruntung, Omar berhasil menyelinap keluar dari gerbang penjara utama dan berbaur dengan banyak orang yang datang untuk mengunjungi kerabat di ISIS. Sebulan kemudian, penjara tersebut terkana serangan udara dari koalisi dan menghancurkan seluruh kompleks.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement