Ahad 12 Apr 2015 14:14 WIB

Soal Kebijakan Luar Negeri, Pejabat Muda Saudi Dinilai Lebih Agresif

Mohammad bin Salman Al Saud
Foto: [ist]
Mohammad bin Salman Al Saud

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Serangan udara koalisi Teluk yang dimotori Arab Saudi di Yaman tidak lepas dari kritikan berbagai pihak.

Dalam sebuah wawancara di Russia Today baru-baru ini, Danny Makki, seorang aktivis Pergerakan Pemuda Suriah mengatakan, para pemimpin muda di Arab Saudi telah membuat negara ini menjadi lebih garang dalam mencapai hegemoni regional.

Dia menyoroti peran Menteri Pertahanan Mohammad bin Salman yang masih berusia 34 tahun dalam pengambilan kebijakan Saudi.

Menurutnya, tidak seperti biasanya, Menhan Arab Saudi lebih agresif dalam mengambil kebijakan.

"Saya mengira generasi tua di kalangangan diplomat Arab Saudi lebih diplomatis, anda bisa menilai lebih pasif dan pasifis," jelasnya.

Dengan masuknya kalangan muda, kebijakan Saudi dinilai akan berubah haluan.

"...ke arah yang lebih langsung, peran yang lebih kuat di Timur Tengah..," jelasnya.

Walaupun begitu, dia memperkirakan, kebijakan ini bukan tidak mungkin akan merugikan Arab Saudi sendiri. Dalam kasus Yaman, kelompok Houthi malah semakin kuat dan mempunyai alasan baru untuk tetap bertahan dalam kekuasaan.

Walau didukung Amerika Serikat, Organisasi Konferensi Islam dan Negara-negara Arab dan Teluk, dia melihat serangan Arab Saudi, atas permintaan Presiden Yaman, tidak mempunyai dasar yang dikuatkan oleh resolusi PBB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement