REPUBLIKA.CO.ID, HANOI, VIETNAM -- Tahun 2014 adalah periode kritis bagi populasi badak di Afrika. Jumlah badak yang dibunuh untuk diambil culanya mencapai angka rekor yaitu 1.215 – 10 kali lipat dari tahun 2009.
Tahun lalu, anggaran yang dikeluarkan untuk mengatasi perburuan liar juga paling banyak yaitu US$40 juta. Dana itu digunakan untuk membeli helikopter berteknologi tinggi dan peralatan untuk melihat dalam gelap.
Tahun 2014 juga merupakan awal dari kampanye tiga tahun oleh organisasi lingkungan alam WildAid untuk mengurangi permintaan cula badak di Vietnam. Negara itu, serta Cina, menyebabkan maraknya perburuan hewan itu karena banyak warga yang percaya cula badak bisa menyembuhkan beragam masalah mulai dari rasa mabuk hingga kanker.
Dalam acara yang juga dihadiri selebriti dan wakil-wakil pemerintah di Hanoi, kalangan aktivis membahas cara mengatasi situasi tersebut.
Hong Hoang, direktur LSM Change, mengatakan optimistis himbauan untuk berhenti mengkonsumsi dan memburu badak bisa lebih populer dengan bantuan selebriti. Ia mengatkaan penting untuk mengubah reputasi Vietnam sebagai negara konsumen cula badak.
Target kampanye itu adalah para pengusaha dengan pendapatan lebih dari 50.000 dolar AS per tahun, atau Rp 625 juta, dan pejabat pemerintah serta pihak-pihak lain yang berpendapat minuman cula badak membantu mengatasi rasa mabuk karena minuman keras.
Permintaan melampaui persediaan dan 75 persen hingga 90 persen cula badak di pasaran diperkirakan palsu, menurut Hoang.
Dari 400 orang yang disurvei WildAid akhir tahun 2014, tidak satupun mengaku pernah membeli cula badak. Direktur pelaksana WildAid John Baker mengatakan para responden itu mungkin berbohong atau mereka bukanlah responden yang tepat.
Tujuh puluh lima persen responden percaya cula badak memiliki manfaat kesehatan dan medis, sementara 37,5 persen percaya cula badak bisa menyembuhkan kanker. Ketika diberitahu badak harus dibunuh untuk mendapatkan culanya dan badak akan punah dalam 10 tahun mendatang, hampir semua responden itu mengatakan tidak akan lagi membeli cula badak.
Le Duc Binh dari Kantor Bea Cukai Vietnam, mengatakan kebijakan pemerintah sangat jelas. Ia mengatakan para petugas bea cukai telah menangkap banyak penjual cula badak.
Perdana Menteri Nguyen Tan Dung mengeluarkan perintah tahun lalu untuk melindungi satwa liar dan melatih dua anjing pelacak untuk mendeteksi produk-produk satwa liar di pelabuhan Hai Phong bulan September lalu. Baker dari WildAid berharap kegiatan itu akan segera diperluas lingkupnya.