Senin 13 Apr 2015 05:59 WIB

Ke Mana Suara Siulan di Jalanan Inggris?

Red: Ilham
Bersiul berganti smartphone
Foto: The Mirror
Bersiul berganti smartphone

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis A Brief History of Whistling, John Lucas mengatakan, dulu suara siulan bisa terdengar di mana-mana. Suara siulan selalu menyertai pekerja saat mereka pergi dan kembali dari pabrik atau tambang batubara.

"Penambang, misalnya, membuat suara padu padan dari siulan ketika di bus yang membawa mereka pulang pergi ke tempat kerja menjadi kebiasaan," katanya, seperti dilansir The Mirror, Ahad (12/4).

"Para pemuda Errand, anak laki-laki tukang pos di atas sepedanya, dan kapal pengangkut batu bara, (siulan) mereka tidak ada lagi," katanya. Para pembuat grafik, film, dan budaya populer kekinian telah membuang siulan sebagai bentuk seni.

Faktanya, serang  bos mobil, Henry Ford melarang pekerja bersiul di pabrik-pabrik karena menganggap membuat mereka kehilangan konsentrasi. Padahal, lengkingan peluit kalengan di perusahaan bangunan di tahun 1980-an bisa membuat nada yang seirama.

Western spaghetti membuat bersiul populer di tahun 1960-an dengan mereproduksinya ke dalam lagu. Sementara, bintang seperti Paul Simon dan Bryan Ferry mengadopsi siulan itu untuk membuat mereka terkenal.

Namun, sekarang sudah berubah. Acara yang sering menampilkan para penyiul profesional sudah jarang ditemukan. Budaya bersiul Inggris hilang, suara mulut yang membahana di setiap jalan, pagi hingga malam, kini digantikan oleh pemutar musik pribadi dan siulan layar gadget.

Sebuah survei menemukan hampir tiga dari empat orang percaya jumlah orang yang bersiul tinggal sedikit dibandingkan dengan 20 atau 30 tahun yang lalu. Setengah dari warga Inggris mengatakan budaya kelas pekerja telah mati. Sementara, sepertiga mengatakan bersiul telah digantikan oleh menatap smartphone atau mendengarkan musik melalui headphone.

"Lagu-lagu dalam ponsel membuat mereka tidak membutuhkan siulan dalam kepala mereka," kata Chris Cook, sejarawan budaya di Syracuse University Londo, kepada Sunday Times.

"Pergilah ke jalan-jalan, ke tempat kerja, dan itu (orang hanya) diam. Tidak seperti itu beberapa dekade yang lalu, ketika Anda akan mendengar orang-orang bersiul lagu di mana-mana."

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement