REPUBLIKA.CO.ID,SYDNEY -- Sebuah kampanye kebencian terhadap umat Islam kembali terjadi di Australia. Kali ini dilakukan dengan aksi boikot terhadap produk bersertifikat halal yang beredar di masyarakat.
Hal ini terjadi setelah salah satu merek anggur yang paling terkenal di Negari Kanguru dipaksa untuk memiliki sertifikat halal.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa anggur kami tidak cocok untuk orang-orang yang berkeinginan dengan makanan dan minuman halal. Oleh karena itu kita merasa tidak perlu memiliki sertifikasi halal pada kemasan produk kami,” ujar pakar pembuat wine Barossa Valley di halaman Facebook-nya, seperti dikutip laman onislam.net, Senin (13/4).
Perdebatan seputar makanan halal menjadi bahan pembicaraan publik Australia selama beberapa bulan terakhir. Kampanye kebencian kelompok anti-Muslim ini juga mengklaim bahwa hasil dari penjualan makanan halal itu digunakan untuk mendanai teroris di luar negeri.
Berbagai politisi juga telah berargumen ihwal sertifikat halal ini. Seperti yang dilakukan oleh senator Tasmania Jacqui Lambie dan politisi dari New South Wales Christian Fred Nile.
Selain itu, sebuah kelompok anti-Muslim telah menargetkan berbagai perusahaan Australia dengan ancaman boikot jika perusahaan tidak menghapus sertifikasi halal.