Senin 13 Apr 2015 20:19 WIB

Kelompok 'ISIS' Bajak Situs Program Pemerintah di Adelaide

Red:
ISIS Bakar Ayam
Foto: Independent
ISIS Bakar Ayam

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Kelompok yang mengklaim Negara Islam (IS) telah membajak situs program bagi masyarakat Aborigin berbasis di Adelaide yang dijalankan oleh Lembaga Kesejahteraan Kesatuan Komunitas

Program Paper Tracker menyediakan informasi bagi warga Aborigin di dataran Anangu Pitjantjatjara Yankunytjatjara (APY) dan mengawasi komitmen pemerintah di kawasan itu.
 
Koordinator program ini, Sue Tilley mengatakan para peretas berusaha menggunakan situs mereka sebagai alat perekrutan dan untuk menampilkan bendera serta slogan ISIS. "Saya mendapat pesan dari kolega di lembaga pemerintah yang mengatakan ‘Apakah Kamu sudah lihat situs kamu?’ dan saya langsung memeriksanya dan mendapati kalau situs saya telah dibajak oleh kelompok yang tampaknya berafiliasi dengan ISIS dan berusaha untuk merekrut orang untuk menjadi martir,” kata Tilley baru-baru ini.
 
"Menurut saya ini tindakan orang yang oportunis dengan membajak situs manapun untuk sekedar memajang bendera ISIS dan mereka berhasil mengakses situs kami,” katanya.
 
Departemen IT di lembaga itu, segera menyingkirkan propaganda ISIS disitus mereka dan situs itu akhrinya berfungsi seperti biasa.
 
"Peretas berhasil masuk ke situs kami, mereka merusak beberapa file, memajang slogan dan kami berhasil mengatasi peretasan itu secapat mungkin,”
 
"Serangan peretasan ini membuat banyak kalangan merasa rentan dan terekspos dan juga khawatir arsipnya hilang. Makanya kami membuat ‘back up’
 
Tilley mengatakan sejauh ini tidak ada ancaman atau permintaah yang dilakukan baik dari komunitas uniting maupun program ini.

 

Sementara menurut Tilley pengalaman ini masih membuat pihaknya kecewa dan jengkel, namun dia tidak yakin kelompok kesejahteraan Kristen atau program Paper Tracker telah ditargetkan dengan  alasan tertentu.
 
"Saya pikir peretas ini hanyalah orang yang beredar  di sekitar situs kami untuk mencoba melakukan peretasan di internet dan berusaha mencari  link lemah dalam website," katanya.
 
"Jika situs itu lemah maka mereka masuk dan menggunakannya, mereka tidak peduli siapa Anda atau apa yang Anda perjuangkan jadi saya tidak berpikir itu semacam target yang disengaja." Katanya.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement